Setelah menikmati keindahan alam di Bukit Bangkirai yang didapat melalui perjalanan yang melelahkan badan, kami mampir di kawasan konservasi beruang madu. Beruang madu adalah hewan yang menjadi maskot Kota Balikpapan dan termasuk salah satu satwa langka yang dilestarikan. Kawasan yang berada di km 23 Jalan Raya Soekarno-Hatta ini berjarak kurang lebih 30 menit dari kawasan Bukit Bangkirai. Kawasan seluas 1.3 hektar yang dibangun dengan dukungan dana dari beberapa instansi asing ini dikhususkan sebagai tempat pendidikan mengenai lingkungan hidup, sesuai dengan namanya yaitu ‘Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Balikpapan’. Untuk memasuki kawasan ini tidak dipungut biaya, namun ada kotak sumbangan yang diletakkan dekat gapura masuk, yang bisa kita isi sesuai kerelaan hati kita.
Menanti Kemunculan Si Beruang Madu
Kawasan ini dibuka mulai pukul 08.00 WITA hingga pukul 17.00 WITA. Waktu yang disarankan untuk datang dan melihat langsung beruang madu yang berjumlah enam ekor adalah pukul 09.00 dan pukul 15.00, yaitu saat mereka mengambil makanan yang diberikan oleh petugas. Sayangnya saat kami datang, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore dan beruang madu yang ada di sana tidak terlalu menampakkan diri. Beberapa pengunjung berkumpul di salah satu gazebo dan masih tampak sabar menanti kemunculan salah satu beruang madu. Banyak diantara kami yang sudah siap dengan kamera masing-masing, sehingga bisa langsung menangkap gambar kapanpun si beruang madu muncul. Sambil menunggu, salah seorang petugas berbicara kepada kami dan memberi keterangan tentang beruang madu yang ada di konservasi ini. Hewan yang dikenal dengan nama ilmiah Helarctos Malayanus ini gemar sekali menyantap madu, sehingga ia dinamakan ‘Beruang Madu’. Beruang madu yang paling banyak populasinya di Balikpapan adalah berjumlah 50 ekor dan berada di Hutan Lindung Sungai Wain. Beruang madu yang berada di KWPLH ini adalah hasil sitaan dari para kolektor, dan memang dikhususkan sebagai sumber pengetahuan dan informasi mengenai hewan langka ini. Di beberapa sudut kita juga akan menemukan kotak papan informasi mengenai seluk beluk hewan mamalia ini.
Melihat Langsung Si Beruang Madu
Penantian kami akhirnya tidak sia-sia, salah satu beruang madu muncul dan menampakkan diri dari balik pepohonan. Dia tampak mencari-mencari sesuatu dari balik pohon, kemudian menceburkan dirinya ke dalam sungai. Kamipun segera mengambil gambar dengan kamera kami.
Jika ingin mengetahui dan melihat langsung beruang madu yang adalah maskot dari kota Balikpapan, silahkan singgah ke Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup. Tempat ini sangat cocok khususnya untuk memperkaya pengetahuan bagi anak-anak tentang dunia hewan dan lingkungan hidup.
If you enjoyed this post, please hit the “Like” button!
Cari hotel murah di Balikpapan lewat Agoda saja! Best price guarantee!
Dinoy is a guest writer for Pergi Dulu. You can follow her on twitter @dinoynovita and read her blog at http://travelerwannabe04.blogspot.com/
Tulisan yang menarik. Terima kasih untuk kunjungan Anda.
Sama-sama 🙂
I have been there many times in the past before the eco-tourism exist. My friend is one of initiators of the place. We used to stay in her lodge in the middle of Sungai Wain Forest and cuddled the baby bear in the morning 🙂
Thanks for the story, nice memory for me…
Dear Fau,
ohnooo… we can cuddled the baby bear? is the lodge still available? i want to stay and meet the baby bear!!
I don’t think so now. It was not really allowed actually 😀 because it made the bears tame and not afraid of men.
Illegal loggers have killed many of them 🙁
But now, the condition is much better because the area is protected for real.
poor baby bear 🙁
yeah, i did some browsing about Wain river and now they only have a trekking tour for 2 or 3 days and we might see them in the forest! 😀