Border Crossing: Turki – Georgia Jalan Darat

By January 27, 2014February 6th, 2015Georgia, Turki
Vardzia Cave City yang berlokasi di pinggir sungai

Sewaktu merencanakan perjalanan sebelum berangkat, Georgia sebenarnya tidak masuk dalam rough itinerary kami. Namun karena kami punya spare waktu 1 bulan di Turki maka kami berpikir untuk membagi waktu menjadi 2 minggu di Turki, 1 minggu di Georgia dan 1 minggu di Armenia. Berita menyenangkannya adalah WNI bisa masuk ke Georgia dan Armenia dengan VoA (Visa on Arrival). Yay!

Perbatasan darat antara Turki dan Georgia

Perbatasan darat antara Turki dan Georgia

Karena kami berencana untuk mengunjungi Mount Nemrut yang berlokasi dekat perbatasan Syria dan tidak jauh dari border Georgia di bagian timur Turki, maka kami pun mencoba mencari informasi mengenai border crossing jalan darat ke Georgia. Setelah menelaah peta Turki, ternyata ada beberapa border darat antara Turki dan Georgia. Border crossing yang paling populer adalah lewat Batumi. Namun karena kami ingin mengunjungi Ani (kota tua dekat perbatasan Turki – Armenia) di Kars, maka border yang paling dekat adalah Posof.

Tahapan border crossing Turki – Georgia

  1. Dari Kars kami naik minibus lokal menuju Ardahan. Kota ini juga bisa dicapai dari beberapa kota besar lainnya, misal: Istanbul, Ankara, Cappadocia. Namun memang jaraknya cukup jauh, jadi bersiap-siaplah untuk perjalanan bis malam atau berganti bis beberapa kali.
  2. Dari Ardahan ada perusahaan bis yang menjalankan rute Ardahan – Akhaltsikhe (kota kecil di Georgia sebelah Barat). Menurut informasi biasanya cuma ada 1 bis per hari dan mereka berangkat sekitar jam 10 pagi. Saat kami mencari-cari kantor operator bis ini kami tiba beberapa menit sebelum jam 9. Entah apa yang sebenarnya terjadi, namun setelah membayar 40 TYL per orang kami segera digiring ke dalam sebuah taksi yang sudah ada isi 2 orang turis asal Perancis. Kedua turis Perancis itu sempat marah-marah karena mereka dijanjikan naik bis sampai Tbilisi (ibukota Georgia) oleh agen penjual tiket. Setelah supir mengebut sekitar 30 menit, kami tiba di suatu desa kecil dimana ada bis besar yang sedang menunggu kami. Kami menyimpulkan bahwa sebenarnya bis sudah berangkat dari Ardahan namun penjual tiket mencoba menahan bis tersebut dan menyusulkan kami dengan share taksi tersebut. Tips: Jika harus menginap di Ardahan, cari tahu terlebih dahulu (malam sebelumnya) jam berapa bis berangkat sehingga tidak ketinggalan bis keesokan harinya. Atau bisa juga beli tiket dulu supaya aman.
  3. Setelah kami naik, bis melanjutkan perjalanan sampai ke Posof. Sempat berhenti masuk desanya kemudian lanjut ke border (12 km dari Posof).
  4. Sampai di border Turki, semua penumpang turun dari bis untuk mendapatkan stempel keluar.
  5. Setelah dapat stempel keluar, petugas bis menyuruh kami membawa semua barang bawaan masing-masing dan jalan kaki menyeberang daerah perbatasan sampai tiba di gedung imigrasi Georgia. Jaraknya sangat dekat, cuma sekitar 50 meter.
  6. Di gedung customs Georgia mereka mengecek paspor. Jika tidak butuh visa bisa langsung antri di konter dan langsung keluar lagi dalam hitungan menit. Namun karena mereka jarang melihat paspor hijau WNI, butuh waktu lama hingga mereka memutuskan bahwa saya boleh masuk dengan VoA. Sebelumnya ada petugas yang khusus mendatangi saya dan tanya-tanya tentang kepentingan saya masuk Georgia untuk apa, rutenya kemana saja, berapa hari di Georgia, dll.
  7. Setelah mengisi formulir, saya disuruh mengurus pembayaran visa terlebih dahulu di konter ‘Money Changer’. Biaya visa adalah 50 laris (namun saat keluar dari Georgia saya dikenakan 51.5 laris) yang saya bayar menggunakan TYL sejumlah 68 TYL. Biaya visa juga bisa dibayar dengan menggunakan USD ataupun Euro.
  8. Setelah mendapatkan tanda terima bukti pembayaran visa, saya membawa formulir dan paspor ke konter imigrasi. Petugas mengcopy data-data saya kemudian mencetak visa dan menempelkannya di paspor.
  9. Petugas membubuhkan cap dan selesai sudah proses imigrasinya. Note: durasi waktu yang diberikan tidak selalu sama. Waktu saya masuk saya dikasih 10 hari karena memang saya bilang saya akan di Georgia sekitar 1 minggu. Namun ketika keluar dan saya bilang cuma akan transit di Tbilisi sebelum terbang ke Istanbul, saya cuma dikasih 5 hari. Tips: Jawab dengan jujur berapa lama kita mau habiskan di Georgia dan pastikan sudah tahu mau kira-kira berapa hari di sana.
  10. Keluar dari imigrasi, saya sudah ditunggu oleh seluruh penumpang bis karena proses imigrasi saya menghabiskan waktu 30 menit lebih lama. Tips: biasanya bis akan menunggu semua penumpangnya sampai selesai proses imigrasi. Tapi kalau ada hal-hal yang menahan penumpangnya dan butuh waktu lama, bisa jadi dia akan ditinggalkan. Jika sampai ditinggalkan bis, cari bis lokal atau naik taksi. Pasti banyak juga transportasi yang mengantar dari Georgia cuma sampai ke border, jadi seharusnya bisa menumpang transportasi tersebut untuk masuk ke Georgia.
  11. Bis melanjutkan perjalanan ke Akhaltsikhe, desa kecil yang menyenangkan sekitar 20 km dari border. Kami menghabiskan 2 malam di sana karena mengunjungi Vardzia Cave City (2 jam perjalanan) dan Saphara Monastery. Jika tidak berminat untuk berhenti di Akhaltsikhe, banyak minibus yang berangkat hampir setiap jam menuju Tbilisi (3.5 jam).

Siap mengunjungi Georgia? 😉

UPDATE: Sejak akhir tahun 2014, WNI sudah tidak bisa VoA lagi ke Georgia, jadi harus apply visa terlebih dahulu di Jakarta sebelum berangkat. 

Join the discussion 13 Comments

  • Iqbal Rois says:

    wait.. is it just me or tampilan blog ini memang berubah total? :O

  • ankhe says:

    Baru ini baca blog tentang kunjungan ke Georgia :D..cool

  • Raka says:

    Wah, tulisan yg menarik! Mau tanya, apa untuk pengisian formulir VoA di bagian imigrasi perlu menyertakan nama, no telp & alamat orang/institusi yg mengundang kita ke Georgia? trims sebelumnya… 🙂

    • Susan Natalia Poskitt says:

      Kemarin sih saya tidak pake undangan. Tp kalau memang ke sana atas undangan seseorang/institusi, cantumkan saja 🙂

  • Hi, salam kenal:)
    mau tanya gitu pas ditanya2 di kantor imigrasinya mereka jawab apa? kalo kita jawab jujur mau jalan2 musti nunjukin bank print out ga? 🙁 thank’s a lot

  • bpras says:

    Wah keren, moga2 bisa ngikuti jejaknya. Very nice story.

  • Cynthia says:

    Hai, keren blognya. Mau nanya tentang Georgia dong. Beneran bisa langsung dateng aja n VoA ya? Di bandara bisa berarti? Soalnya bakal pake pesawat, bukan jalan darat. Baca2 dari blog2 laen kok Georgia ga disebutin sbg salah satu yg bisa VoA soalnya. Thanks ya!

  • Rosana says:

    Pengalaman buruk saya, mbak. Haha.. Ini kan ceritanya kebetulan saya punya residence permit Turki karena suami orang Turki dan kebetulannya lagi rumah mertua deket perbatasan Turki-Georgia (Batumi). Summer tahun lalu kami rencana jalan2 ke Batumi. Kalo warga Turki kan free visa tuh, nah setahu saya setelah googling WNI boleh pake VoA. Sukses keluar dari Turki ternyata saya ditolak masuk di imigrasi Georgia padahal suami melenggang dg sukses. Haha.. Sempat memelas2 juga sih ke petugasnya. Akhirnya suami ngalah balik lagi masuk ke Turki demi saya 😀

    • Adam says:

      Hehe….iya, sayang banget skrg aturannya udah berubah, waktu ke sana sih saya beruntung masih bisa VoA 😉

Leave a Reply