Profil Traveler: Kusumorini Susanto (@kusumorini)

Just me, the landscape, my scooter (and a selfie stick =P) - Thakhek Loop

Setelah beberapa waktu yang lalu kami menghadirkan profil seorang solo female traveler yang sendirian keliling dan bekerja di Australia selama 1 tahun, kali ini kami mengangkat profil seorang solo female traveler lainnya. Baru-baru ini dia sendirian menjelajahi Asia Tenggara untuk waktu yang cukup lama. Apakah ada yang dia takutkan sebelum dan saat dia menjalani solo travelingnya? Apa pula tipsnya buat cewek-cewek yang sebenernya pengin banget jalan-jalan keliling Indonesia maupun keliling dunia tapi masih ragu-ragu jalan sendirian? Yuk ikuti sharing pengalaman dari profil berikut ini!


Nama: Kusumorini Susanto

Twitter: @kusumorini

URL (blog):   www.kusumorini.com

Kota Asal: Jakarta

Domisili: Jakarta

Ceritakan sedikit tentang Riri
Banyak menghabiskan masa muda sebelumnya sebagai pekerja korporat, akhirnya aku sadar tidak mau menghabiskan seluruh waktuku sebagai vampir. Maklum, sering gak bisa lihat matahari karena kerja dari pagi ke pagi. Akhirnya 4 tahun lalu memutuskan berhenti dari pekerjaan permanen supaya bisa lebih konsen ke dunia traveling, salah satu efek samping adalah dengan dibentuknya TravelingID bersama teman-teman.

Bisa melankolis bila lama gak kena matahari, sulit nahan kantuk tanpa kopi, dan bisa stres kalau gak sesekali nyemplung ke dalam air. Pokoknya udah paling cocok tinggal di Indonesia.

Happy around waters! - Gili Trawangan

Happy around waters! – Gili Trawangan

Sekarang lagi sibuk apa sih?
Kalau gak lagi tidur (yang ini hobi juga soalnya), aku mencoba belajar hal-hal baru, ngurusin @TravelingID, dan menguatkan niat untuk update blog yang terlantar. Terutama banget, sekarang ini aku lagi sibuk ngelamunin (mestinya sih merencanakan) rute berikut. Semoga terwujudny dengan lancar ya, amiiin. AMIN.

Kapan kamu mulai tertarik dengan dunia traveling dan apakah ada trigger yang membuat kamu ingin lebih berkecimpung di dunia traveling?
Sebenarnya aku tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan suka traveling. Semasa kecil aku pindah kota beberapa kali dan aku sangat tidak menyukai keadaan itu sampai berjanji kalau sudah besar gak mau hidup pindah-pindah. Eh sekarang bisa stres kalau lama gak jalan, haha.

Semuanya gara-gara suatu waktu di tahun 2005 aku mendapatkan kesempatan untuk liburan ke Lombok. Angin sepoi-sepoi menerpa rambut di kapal, beratapkan langit biru cerah, degradasi warna air laut yang lebay, suasana laid-back dan penuh tawa dengan anak-anak lokal, bahkan ada kuda lagi dimandiin di dalam laut. Ini mimpi atau apa ya? Aku baru nyadar kalau dunia dan spesifiknya Indonesia itu indah banget. Kasian ya, telat deh. =))  Saat itu aku baru menyadari juga bahwa turis dari berbagai belahan dunia datang ke Gili Trawangan untuk scuba diving, sementara aku yang tinggal di Indonesia cuma bisa ngintip dari permukaan  aja. Semenjak itu, aku ambil sertifikasi Scuba Diving, balik ke Gili Trawangan buat nyelem, sempat kecanduan laut, dan jadi hobi traveling di Indonesia.

Yang awalnya membuat aku ingin lebih nyemplung ke dunia traveling adalah karena pada saat itu aku merasa keindahan Indonesia kurang diapresiasi. Seneng banget rasanya saat bersama orang lain bisa berbagi perasaan, “ah.. Indonesia indah yaa”.

Cuma ada foto kaki di laut ini karena malu2 mau selfie - Balicasag

Cuma ada foto kaki di laut ini karena malu2 mau selfie – Balicasag

Dari sekian banyak pengalaman travelingnya, ceritakan tentang pengalaman paling berkesan waktu travelling itu di mana & kenapa? 
Kalau paling berkesan udah pasti nomer satu adalah trigger waktu di Lombok. Kebanyakan perjalanan ada kesan uniknya tapi aku ceritain 2 dulu:

  • 1 bulan keliling Kupang, Flores, sampai ke Alor berdua sama 1 teman cewek lain. Berkesan karena perjalanan pertama yang terjauh dan terlama di Indonesia. Saat itu rasanya masih belum ada bayangan seperti apa Indonesia Timur dan kita gak nyiapin itinerary. Perjalanannya penuh pengalaman baru; dari motor gembos dibantu orang tak dikenal di antah-berantah, diterima di desa terpencil dengan seremoni potong ayam, perasaan dilematis di desa penangkap paus, dijamu bermacam hasil panen di desa Takpala, nyebrang pake ferry dari Alor ke Kupang selama 17 jam, sampe dimodus-in di hotspring di tengah sawah. *eh =))
  • Naik motor selama 4 hari di Laos, sendirian. Sebenarnya gak ada niat untuk keliling naik motor sendirian melakukan Thakhek Loop tapi apa daya, saat itu sedang low season dan gak berhasil menggaet orang untuk motoran bareng. Akhirnya nekat memutuskan tetap keliling dengan harapan akan bertemu turis lainnya dalam perjalanan. Di satu sisi, suka berasa serem karena jalanan dan sekitarnya seringkali super sepi. Di sisi lain, cakepnya lanskap Laos melebihi ekspektasi dan ada perasaan magis dalam menjalani petualangan itu sendirian. So surreal! Akhirnya pun sampai hari ke-4 aku tetap solo karena nyaris gak ketemu turis lain.

Aspek apa yang paling kamu suka saat traveling? 
Perjalanan itu sendiri. Aku suka menikmati proses pindah dari satu tempat ke tempat lainnnya baik darat, air, maupun udara (kecuali bagian packing berulang kali, hehe). Aku suka mengalami hal-hal yang baru dan melihat sesuatu pertama kali atau dengan cara baru. Tapi yang paling berkesan adalah orang-orang yang kutemui selama perjalanan. Obrolan, diskusi dan sharing cerita dengan orang setempat maupun pejalan lain tidak pernah membosankan. Apalagi kalau bisa merasakan menginap dan berkegiatan bersama orang lokal.

Kemarin ini Riri sempat solo traveling ke beberapa negara kan. Negara mana saja dan masing2 berapa lama? Total berapa bulan? 
Kamboja 14 hari, Laos 17 hari, Vietnam 4 hari, dan Filipina 31 hari. Total sekitar 2 bulan.

Apakah ada ketakutan saat mau mulai solo traveling for long term? Jika ada, apa yang dikhawatirkan?
Ketakutan pasti ada terutama kalau traveling bukan di negeri sendiri dan tidak ada kenalan di negara tujuan. Segala macam kemungkinan terburuk mulai kepikiran makin mendekati hari-H keberangkatan. Ketakutan terbesarku sebagai perempuan pastinya soal keamanan diri. Dan salah satu paranoia aku adalah terdampar di penjara negeri orang karena kesalahpahaman *horor*. Kebanyakan nonton serial TV serem sih.

Semua solo traveling dari negara yang berbeda-beda - Siem Reap

Semua solo traveling dari negara yang berbeda-beda – Siem Reap

Suka dukanya jadi solo female traveler?
Dukanya solo traveling berasa banget pas butuh orang lain untuk cost sharing transportasi, akomodasi, aktivitas, atau tour guide. Beberapa tempat tidak ada dorm room jadi terpaksa sewa satu kamar untuk sendiri. Mau keliling-keliling jadi mahal karena gak dapet teman berbagi tuk-tuk atau motor. Mau trekking ke air terjun mesti bayar guide, yah daripada nyasar sendirian. Sebagai solo female traveler, otomatis aku harus jauh lebih hati-hati dan kegiatan lebih terbatas daripada kalau aku pria atau jalan dalam sebuah grup. Kalau tidak ada teman barengan, aku tidak akan kelayapan malam hari. Kebaikan orang kadang harus ditolak karena gak bisa mengambil resiko nekat. Dan sesekali suka merasa kesepian juga walaupun kebanyakan waktu kita gak pernah benar-benar sendiri.

Sukanya, banyak waktu untuk benar-benar menikmati segala hal kecil sekitar aku dengan santai. Ritme hari-hariku berjalan sesuai dengan bagaimana aku pengen menjalaninya. Gak ada rasa gak enakan sama teman jalan, ya iya, wong jalan sendiri kok. Walaupun begitu, hampir tiap hari ada aja teman ngobrol atau teman jalan sementara. Menyenangkannya juga, lebih sering diajak ngobrol atau ditawarin kebaikan sama orang lokal. Pengalaman seperti itu gak akan kejadian kalau aku jalan bersama orang lain.

Sharing tips untuk yang tertarik mau jalan sendiri tapi masih ragu2/takut.
Merasa takut untuk memutuskan jalan sendiri itu normal. Kebanyakan orang akan mengalami hal ini. Tapi itu adalah bagian dari excitement dalam melakukan perjalanan. Menapakkan langkah pertama memang bagian tersulit tapi begitu dijalani, ternyata gak seseram yang dibayangkan kok. Yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketakutan adalah dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum perjalanan. Semakin siap maka akan merasa makin mantap untuk melangkah.

Apakah kamu merekomendasikan setiap cewek untuk mencoba pengalaman solo female traveling at least once in their life time? If yes/no, why?
Yes, if you like traveling and adventure. Setidaknya bisa dimulai dengan perjalanan jangka pendek dan berjarak dekat. Solo traveling bukan sesuatu untuk semua orang tetapi akan memberikan pengalaman yang mungkin tidak bisa didapatkan kalau traveling bersama orang lain atau dalam grup. Kesempatan berteman dengan orang baru lebih besar, punya kebebasan melakukan dan menentukan apapun kapanpun tanpa tergantung orang lain, dan rasa percaya diri meningkat karena mau gak mau harus mandiri.

3 pelajaran yang didapat dari solo female traveling
1. Some people are just more shy. Seringkali orang lain gak menyapa atau ngajak ngobrol duluan bukannya karena gak mau tapi karena mereka lebih pemalu. Nekat aja sapa duluan dan bisa jadi kamu mendapatkan teman baik baru. Padahal aku sendiri juga pemalu banget lho. :*)

2. It’s not as scary as it seems. Traveling ke tempat baru apalagi sendirian bisa menakutkan karena kita tidak ada bayangan akan seperti apa atmosfirnya. Tapi hampir selalu, suatu tempat tidak seburuk yang kita takutkan begitu kita menginjakkan kaki di sana dan menghabiskan sedikit waktu. Yang penting mawas diri dan menggunakan akal sehat, sama aja seperti saat berada di kota/negara kita sendiri.

3. It’s okay to take selfies. Gak usah deh malu-malu dan malas untuk foto selfie atau minta difotoin orang. Mendingan malu sebentar daripada nyesel seterusnya karena gak punya foto narsis yang bagus. *curcol*

Solo traveling bukan berarti sendiri. Buktinya ada juga yang akhirnya motoin - Batad

Solo traveling bukan berarti sendiri. Buktinya ada juga yang akhirnya motoin – Batad

Sebelumnya kan Riri kerja kantoran, apa trigger terbesar yang membuat kamu memutuskan untuk berhenti terikat pekerjaan dan menjalani long-term traveling? Apakah ada yang disesalkan dari keputusan berhenti kerja tsb? 😉 (mungkin ada tips buat yg tergoda untuk berhenti kerja unyuk melakukan long-term traveling)
Trigger terbesar terkait dengan jawaban di awal. Pekerjaanku saat itu sangat high-stress dengan banyak jam lembur sehingga aku merasa work-life balance amburadul. Yang terpenting, aku tidak merasa senang dengan kombinasi pekerjaan + keadaaan. Setelah melakukan ini untuk bertahun-tahun, akhirnya aku mencapai titik di mana aku tidak ingin terus bekerja seperti itu. Dan semakin hari aku semakin yakin bahwa aku perlu break. And to this day, I think it was the best decision of my life.

Yang memikirkan untuk berhenti dari pekerjaan permanen demi mengejar apapun itu yang dicita-citakan, kejarlah. Apalagi kalau masih muda. You can always make more money but you can not make or buy time. Tentunya dengan pemikiran matang, perencanaan, dan rajin menabung. 🙂 Kalaupun sekarang bukan saat yang tepat, tidak pernah telat untuk mulai merencanakan. Berumur di bawah 30 tahun? Work-Holiday Visa (WHV) adalah suatu opsi yang patut dilirik untuk bisa traveling jangka panjang.

Secara pribadi, Riri suka traveling dengan gaya apa? (Planned/unplanned, backpack/luggage, solo/group)
Gaya apapun senang selama situasinya cocok. Rencana terbaik adalah rencana dengan garis besar rute & aktivitas tapi tanpa fixed itinerary. Fleksibilitas adalah terpenting. Walaupun aku suka kebebasan dalam solo traveling, aku prefer traveling bersama 1 atau 2 orang lainnya. Tapi kadang lebih baik solo daripada traveling bersama partner jalan yang kurang klop. Karena saat ini aku lebih banyak traveling dengan mobilitas tinggi, maka backpack yang ringkes adalah wajib.

Apakah masih ada tujuan wisata impian yang bener2 pengen kamu datangin? Kalau ada, ke mana & kenapa pengen ke sana?
Banyak! Di Indonesia sendiri banyak destinasi yang masih pengen didatangin dan yang pengen diulang tapi salah satu yang menjadi impian sejak lama adalah naik Gunung Rinjani. Sementara daftar untuk destinasi di luar Indonesia lebih panjang lagi. Nomor satu di daftar adalah keliling Amerika Selatan karena dulu sempat terpikir bahwa kalau ada destinasi lain yang ingin dijelajah selain Indonesia, maka itu adalah Amerika Selatan dengan lanskap, flora & fauna, budaya, dan orang-orangnya yang gak kalah eksotis. Rasanya kok pengen banget main di Hutan Amazon. Mungkin ngarep ketemu Tarzan latin. #ehlho

Just me, the landscape, my scooter (and a selfie stick =P) - Thakhek Loop

Just me, the landscape, my scooter (and a selfie stick =P) – Thakhek Loop

Sebutkan lima barang yang wajib kamu bawa setiap kali travelling selain uang & paspor.
HP, kamera, kartu ATM/kredit, sarung Bali, jaket hoodie tipis (sebagai wind breaker, water repellant, anti-matahari atau menutupi baju ketat/terbuka).

Sebagai ucapan terima kasih atas kesediaannya dijadiin profil traveler bulan Desember, silahkan boleh promosi apa saja 🙂
Buat yang seneng ngikutin update tentang traveling, monggo follow twitter @TravelingID yang aku kurasi bersama teman-teman. Kami juga membuat kaos-kaos kece berbahan super adem yang bisa dipesan di http://www.travelingid.com/products/2nd-edition-shirts/. Lagi cuci gudang lho. Solo female traveler atau punya rencana perjalanan jangka panjang ? Colek aku di twitter/instagram @kusumorini, siapa tau bisa saling berbagi info & tips atau jalan bareng. ;D

Terima kasih Susan & Adam! Many happy travels!


Terima kasih Riri. Pastikan check out her blog, and follow her on twitter!

Join the discussion 5 Comments

Leave a Reply