Review: Sony a6000 – apakah kamera mirrorless terbaik saat ini?

By February 22, 2015January 31st, 2017Review
review sony a6000 - product shot

Hari ini kami akan mereview kamera Sony a6000, salah satu produk Sony yang paling menggoda selama beberapa tahun ini.

Seri Sony a6000 ini adalah kelanjutan dari seri Sony NEX yang sangat sukses dalam deretan mirrorless cameras yang mudah dibawa-bawa. Kamera-kamera ini cukup kecil dibandingkan dengan kamera dSLR seperti  Nikon D90 dan Canon 700d, tapi memiliki image sensor yang sedikit lebih besar. Apa artinya? Artinya kualitas gambar yang dihasilkan oleh kamera seri ini sedikit lebih tinggi, apalagi saat keadaan gelap di luar ruangan dan saat kita perlu ISO tinggi.

Kami membeli kamera Sony a6000 sebagai pengganti kamera kami Canon 550d. Kenapa? Bukankah Canon 550d kamera yang bagus? Ya, Canon 550d adalah kamera yang sangat bagus. Tapi sejak dirilis 4 tahun yang lalu, perkembangan teknologi kamera sudah berjalan sangat pesat. Saat ini kamera mirrorless, seperti Sony a6000, memiliki kualitas gambar yang lebih baik daripada kamera Canon dSLRs yang ukurannya besar dan berat. Kamera mirrorless juga menghadirkan berbagai fitur menarik yang tidak dimiliki dSLR seri lama seperti auto-fokus saat mengambil rekaman video.


Cek harga kamera mirrorless di Lazada


Saat ini kami sudah menggunakan Sony a6000 selama lebih dari 4 bulan dan sudah banyak mengambil gambar yang berkualitas tinggi serta video yang bagus. Berikut ini adalah contoh kualitas gambar yang diambil dalam berbagai level ISO. Terlihat jelas bahwa Sony a6000 menghasilkan gambar yang bagus dalam keadaan ISO rendah dan foto-fotonya masih bisa digunakan walaupun menggunakan ISO 16000 (klik untuk lihat versi full size-nya):

Sony a6000 - ISO100

Sony a6000 – ISO100

Sony a6000 - ISO200

Sony a6000 – ISO200

Sony a6000 - ISO16000 - masih bisa digunakan!

Sony a6000 – ISO16000 – masih bisa digunakan!

Ketika kami mendengat bahwa Sony a6000 bisa merekam 1080p video dengan 60fps dan memiliki auto-focus super cepat, kami langsung ingin mencobanya. Hasilnya memang mengagumkan. Dari sana kami berharap bisa meningkatkan skill fotografi kami. Berikut ini adalah hasil video yang diambil oleh kamera Sony a6000 – bisa dibilang salah satu fitur terbaik dari Sony a6000!

Apalagi, bisa shoot timelapse seperti ini! Fitur timelapse-nya mudah diatur, tapi memang harus tambah biaya Rp. 100.000 untuk dapatkan aplikasinya lewat Sony app store.

Kameranya sendiri terasa mantap dipegang, dengan pilihan automatic ataupun manual mode sangat cocok untuk yang baru mau mulai belajar mengutak-atik mode fotografi, namun juga cocok bagi fotografer amatir yang sudah lebih advanced dan bisa mengatur sendiri ISO, aperture dan shutter speed. Yang pasti semua tombol kontrolnya memiliki posisi yang enak dan mudah dijangkau dan tidak perlu repot menggali menu untuk  menemukan settingannya.


Cek Harga di Lazada Cek harga kamera mirrorless lain


Spesifikasi kamera Sony a6000 adalah sebagai berikut:

  • 24.3 megapixel APS-C CMOS sensor
  • Hybrid AF system with 25 contrast-detect and 179 phase-detect points  (auto-focus super cepat!)
  • Built-in flash + Multi-Interface Shoe
  • 11 fps continuous shooting with subject-tracking
  • 3-inch tilting LCD with 921,600 dots
  • OLED electronic viewfinder with 1.44M dots (sangat terang)
  • Full HD video recording at 1080/60p and 24p; clean HDMI output
  • Wi-Fi with NFC capability and downloadable apps (mudah ditransfer ke android ataupun iOS device)
  • ISO 100 – 25,600
  • Battery life: 360 shots (tapi kami sudah pernah ambil lebih banyak shot dari itu dalam 1x charge baterai)
  • Harga resmi: Rp. 10.000.000

Kami benar-benar suka kamera Sony a6000 kami, bisa dibilang ini kamera terbaik yang kami miliki. Untuk pasangan traveling yang dulunya pengguna Canon, ini merupakan hal yan cukup mengagetkan di tahun 2014. Jadi, jika kalian suka jalan-jalan dan sedang mencari kamera dengan harga di bawah Rp 10.000.000,- tanpa mengorbankan kualitas gambar, sudah pasti Sony a6000 adalah pilihan tang tepat.

Cek Harga di Lazada Cek harga kamera mirrorless lain

Join the discussion 50 Comments

  • enno andri says:

    wahhh hasil fotonya emang baguss banget mbak susan.. yang di pantai itu apalagiii.. warna lautnya bikin mau nyemplung :))
    emang sih kalo traveling bawa2 dslr itu lumayan makan tempat dan agak berat juga 😀 tapi demi foto2 yang tajem dan gak blur :p
    ahhh iyaa si sony a6000 ini mungil ya.. hasilnya juga kece.. harganya jugaaa :p :p

  • ngileeeerrr pantainyaa hahaha haduuuh mbak,saia pngen banget kamera mirrorless but masih menjadi angan ni 😀

  • masih galau mau beli slr atau mirorless tapi kayanya simple mirorless sih hehhe.

  • sepertinya memang dslr udh ga musim dibawa2 ;p Aku lg nyari kamera baru ni mba… yg skr udh tua… mana pocket lagi.. pgn naik kelas punya mirrorless 😀

  • Zulfa says:

    Masih ngumpulin receh buat beli Sony Nex 5N, Eh sudah ada versi terbaru dan hasilnya bening sekali. Bikin nggak nahan genaggam si Sony Mirrorless. Thanks reviewnya Kak Susan 🙂 Semakin Yakin beli Sony Mirrorless

  • Mumun says:

    Hrr.. makin pengen.

  • Nada says:

    Lebih bagus a6000 atau a5100 ya?

  • Vivian says:

    Gw baru bl hari ini, msh bingung dgn feature yg ada pd Sony kali pertama make brand ini, lg2 nyari informasi & info mbak sgt membuat gw semakin optimis kl gw sdh membuat pilihan yg tepat… (:

  • kendi says:

    Tanya dong,

    itu lensa kit (bawaan) atau lensa lain?

    untuk video dan foto maksudnya?

    lagi galau beli paket + lensa atau terpisah 🙂

    thanks

  • Goenrock says:

    Kamera Sony memang terkenal dengan performa di High ISO-nya yang cakep. Selain itu, teknologi AF-nya juga keren banget. Plus kemampuannya untuk merekam video, Sony udah reliable banget lah dengan codec XAVC-nya yang efisien. Saya sendiri puas banget pakai mirrorless full frame Sony buat kerjaan saya di videography & cinematography. Dynamic range-nya itu lho, gokiil.

    • Susan Natalia Poskitt says:

      Wuih…terima kasih sudah dikunjungi sama fotografer/videografer profesional. Kami sih masih amatir, ga terlalu ngeh sama term2 technical, cuma yang pasti kami memang puas banget sama sony a6000 ini. Yuk kapan2 hunting foto bareng :))

  • Goenrock says:

    Hayuuuk! Mauuu :))

  • gingin says:

    saya lagi belajar2 bikin film pendek, dan tertarik pengen beli a6000. Tapi, saya liat di forum2 filmmaker luar negeri, katanya a6000 suka panas kalo ngerekam video lama – lama. mohon konfirmasinya, apakah rumor tersebut betul?
    Lalu, minta pendapat juga… mending a6000 atau a5100 ya buat video?

    • Adam says:

      Kami belum ada pengalaman dengan a6000nya suka panas. a6000 dan a5100 hampir sama, jadi pilih yang ada fitur anda suka.

      Catat: Sony a6000 kualitas videonya tidak professional. Untuk kualitas professional, sebaiknya pilih kamera yang jauh lebih mahal seperti Canon 5d.

      • Goenrock says:

        Oh ya tambahan. Kalau A7s dirasa masih kemahalan, bisa pakai A7II (A7 Mark II). Itu harganya jauh di bawah 5D dan kualitas gambar masih jauh di atas 5D Mark II atau 5Ds sekalipun. Bedanya dengan A7s, high ISO-nya nggak secanggih A7s dan belum bisa 4K

      • gingin says:

        Waduh 5d di luar budget mas adam, selama ini sering pake 5d tapi punya temen jadinya ga bebas. Pengen punya kamera sendiri jdi bisa punya waktu lebih banyak buat eksperimen2.
        Btw, makasih mas adam udah ngasih usulan.

    • Goenrock says:

      Bantu jawab yaa. A6000 dan A5100 perbedaaan signifikannya di teknologi AF-nya. A6000 itu AF-nya kaya mesin jahit, super duper ngebut. Kalau A5100 ada fitur yang lebih asik kalau buat yang suka bikin video sendiri (VLogging) karena LCD-nya bisa di-flip ke depan. Kalau buat video, tadinya kualitas gambar lebih bagus A5100 karena bitrate lebih tinggi dengan codec XAVC-S (100MB/s). Tapi sekarang pun A6000 udah bisa XAVC-S dengan update firmware. Jadi sekarang tinggal pilih, mau yang bisa AF-nya ngebut (C-AF juga ngebut) dengan A6000, atau yang LCD bisa flip ke depan dengan A5100. Oh ya, saat ini saya belum pernah mendengar komplain mengenai A6000 atau A5100 yang overheat saat dipakai merekam video.

      Kualitas gambar A6000 & A5100 jauh lebih detail kok daripada 5D Mark III sekalipun. Karena bitrate lbih tinggi. 5D itu cuma 24MB/s (atau 28 saya lupa). Cuma emang enaknya 5D udah full frame & ada colokan mic & headphone. Tapi daripada beli 5D yang harganya mahal, saat ini kalangan videographer lebih memilih Sony A7s yang harganya jauuuh lebih murah dengan fitur-fitur khusus untuk videography yang lebih banyak ditanamkan di A7s dan tidak ada di 5D. A7s mempunyai beberapa performa yang jauh lebih baik daripada 5D untuk video antara lain:

      1. HIGH ISO Performance lebih baik. Up to ISO409600.
      2. Dynamic range jauh lebih baik 14+ stops dengan Slog-2. %D cuma 10+
      3. Bitrate lebih tinggi (100MB/s)
      4. 4K output dengan external recorder.
      5. Banyak apps yang bisa diunduh langsung ke kamera seperti timelapse app, startrail app, remote app (bisa rekam video dengan remote dari smartphone, 5D nggak bisa).
      dan banyak banget fitur-fitur ptofessional video lainnya.

      Blogpost saya review A7s bisa dibaca di http://goenrock.com/?p=1435

      • gingin says:

        Makasih mas goenrock atas penjelasannya yang sangat lengkap. Untuk a7 manapun kynya budget saya blm sampe mas, makanya pilihan saya ada di a6000 atau a5100, malah nambah bingung sama panasonic g6 wkwk. Harga kamera sama kit lens ga beda jauh tuh.
        Di beberapa review sama forum, a6000 dan a5100 overheat mas katanya. Tpi mungkin barang yg dikirim ke Indonesia ga gitu kali ya, beda batch produksi kynya.
        dulu saya pernah nyoba beberapa keluarga nex, dan emang panas pas udah ngambil 2-3 scene, sekitar 1 jam shooting. Makanya jadi pengen konfirmasi sama user a6000 langsung. Tkutnya pas udah beli, malah overheat juga… sayang bgt padahal saya suka hasil gambar dari kamera sony.

        • Goenrock says:

          G6 itu sensornya cuma MFT lhoh. Lebih kecil dari APS-C. Agak peer nyari fast lenses biar performa di low light oke & susah ngejar bokeh (shallow DoF). Anyway, secepat apapun panasnya kamera Sony, nggak bikin kamera jadi nggak bisa dipakai (harus didinginin dulu). Aman kok. Kalau emang ngejar video kelas on budget, emang sejauh ini Sony lebih advanced

        • @goenrock says:

          Oh ya maaf ada tambahan info. Kalau memang fokus di video & budget lebih ke APS-C, saya sarankan A5100 karena bisa dual video record. Artinya bisa record video Full HD dengan bitrate tinggi (XAV-S) untuk diedit ke desktop plus video bitrate rendah 720p yang bisa langsung di-copy ke smartphone via Wi-Fi dengan playmemories app. Jadi bisa langsung edit di mana saja kalau mau.

        • Ary Mozta says:

          Wah, blogwalking malah nemu diskusi seru gini. Saya ikut nambahin boleh ya?

          Kebetulan pernah pake A6000, dan sekarang pake A5100. Ada beberapa poin yang bikin saya jadi betah pake A5100 sih, mungkin bisa jadi pertimbangan:

          1. A5100 AF speednya cepet kok, bedanya nyaris nggak kentara vs A6000. Dan A5100 itu touch-AFnya kepake banget. Tap di layar, nanti AFnya mulai tracking sendiri. Tapi touch screennya cuma buat auto-focus aja yaa, bukan buat menu (nggak tau kenapa gini).

          2. Layar flipnya kepake banget buat yang shooting sendiri kaya saya gini.

          3. Setuju sama mas Goen. XAVC-S & Dual Recording itu kombinasi yang sip. Great video quality buat diedit, tapi tetep bisa langsung post ke social media.

          Good everyday camera. A5100 saya selalu ikut di tas ke mana-mana. Highly recommended.

          • gingin says:

            Makasih mas ary dan mas goen…
            Mau nanya lagi, kalo edit xavc-s, pernah nyoba ngedit pake xavc-s nya a5100 atau a6000?
            Terus kesannya gimana?

  • Goenrock says:

    XAVC-S-nya Sony selama ini saya selalu edit pakai Premiere Pro, enteng kok. Kalau travelling gitu, saya suka ngedit cuma pakai MacBook Air dan ringan-ringan saja. Video ini saya edit pakai MacBook Air, waktu travelling dari Gili Trawangan. Shoot sore hari saat sunset, malem langsung edit & jadi malem itu juga. https://www.youtube.com/watch?v=ntR5gkhUaU0 Ini XAVC-S dari A7s & RX10 II sih, tapi sama aja dengan XAVC-S dari A6000 atau A5100 kok. Bitrate sama.

  • firman says:

    Mau nanya nih agan-agan. Ada yang pernah coba battery grip di sony a6000 nggak yah? Soalnya sy pengguna a6000 jg.

  • Hardian says:

    Saya juga mau nanya nih. Kalau sony A6000 itu sudah ada casing underwater-nya?

  • bagi pejalan,, membawa kamera DSLR dan berbagai lensa2nya mmg terasa merepotkan karena butuh tas khusus untuk mengamankannya… terpkir karena ingin simple ketika jalan mgkn sy pun akan memikirkan untuk mmbeli mirrorless 🙂
    mkasih reviewnya…

  • ANDREAS says:

    Mau tanya kalo alpha 6000 wifinya hanya untuk transfer foto saja atau bisa untuk menseting dari hp dan juga shutternya di control pake Hp ? Adakah camera mirrorles sony yang bisa ?

  • hendri says:

    kalau foto wedding indoor, perlu ganti lensa gak?

  • Riadi says:

    Liat di youtube a6000 udh ada battery gripnya. Klo di indo dijual dimana ya?

  • indra says:

    galau antara a5100 ama a6000. a6000 ada viewfindernya. a5100 bisa flip ke atas. saran mending ngambil mana om. buat kedepannya

  • Restu says:

    Mau tanya nih mas kalau soal lensa gt murahan sony apa fujifilm yaa??maaf melenceng dri topik hehe

  • shelly kitamura says:

    Hi mau tanya sony a6000 bisa buat selfi ga yah lg cari yg buat selfi

  • shelly kitamura says:

    Gimana bisa buat selfie kan dy ga bisa di lipet ga kyak a5100

  • Asep Gunawan says:

    hallo mbak, mau beli kamera nih dgn budget dibawah 10 jt ,,,lagi banding2 nih antara sony a6000 dengan samsung NX500… ada saran dari 2 kamera tersebut…kebutuhan saya untuk foto traveling,dokumentasi kerja proyek, sekali2 ngambil gambar gerak…

    • Susan Natalia Poskitt says:

      halo…maaf ya kami belum pernah pakai samsung NX500 jadi ga bisa komentar banyak soal perbandingannya. So far A6000 cocok banget buat kami yang suka traveling dan kadang bikn video juga.

Leave a Reply