[Update: Saat ini cafe ini sudah tutup]
* FYI, kami tidak dibayar untuk menulis review ini dan kami membayar sendiri makanan yang kami beli. Kami juga tidak kenal dengan pemiliknya. Kami merasa perlu menjelaskan dulu hal ini di awal supaya pembaca tahu kalau ini adalah review yang independen.
Begitu tiba di Bandung tahun 2011, saya (Adam) selalu suka mengunjungi cafe-cafe. Awalnya saya suka tempat seperti Gigglebox dan Hummingbird. Namun kemudian saya merasakan adanya perkembangan pesat selama 5 tahun belakangan ini di mana banyak bermunculan cafe dengan standar internasional.
Cafe terbaru yang kami kunjungi adalah Southville, sebuah cafe hip yang menyajikan makanan sederhana dan specialty coffee di daerah selatan kota Bandung. Lokasinya dekat sekali dengan Mal Festival City Link, hampir di sebelahnya. Ketika kami mendengar tentang lokasinya yang ada di selatan, kami tidak berpikir bahwa ini cafe yang bagus karena lokasinya yang jauh dari pusat kota. Namun ternyata kami salah banget karena cafe ini baru saja menjadi cafe favorit kami di Bandung, menggeser posisi Common Grounds Bandung.
Meskipun Common Grounds menyajikan makanan dan kopi yang enak disertai dengan outfit cafe yang modern, namun ujung-ujungnya kembali kepada faktor harga. Saya yang suka double shot latte kalau minum kopi di Common Grounds akan dikenakan harga Rp. 48.000. Mahal banget kan untuk ukuran harga Bandung?! Jadi bisa dibilang ada perasaan love and hate sekaligus. Kualitasnya bagus sekali tapi harganya juga cukup mahal. Berbeda dengan Southville yang menawarkan keseimbangan antara makanan enak berkualitas serta harga yang reasonable.
Kemarin kami mencoba pork benedict dan cheese burger serta beberapa minuman. Pork Benedict yang disajikan pada dasarnya berupa dua potong sourdough bread berkualitas, ditambah topping pulled pork, poached eggs dan sedikit pear slaw. Meskipun kami kesulitan memotong rotinya (harusnya sediakan steak knife, guys!) namun secara keseluruhan itu adalah makanan enak yang mengingatkan saya pada makanan yang ada di cafe-cafe di Australia. Kualitasnya setara.
Tadinya saya hampir urung memesan cheeseburger karena biasanya di Bandung sulit sekali mendapatkan burger yang enak. Sama sekali. Namun saya senang memesan burger ini karena sudah jelas kalau burger ini burger paling enak yang saya pernah makan di Bandung. Sama kualitasnya dengan burger di luar.
Yang paling bikin enak adalah mereka menggunakan brioche bun yang sangat lembut dan buttery teksturnya. Namun selain itu juga keju, beef patty serta onion ring-nya juga enak. Onion ring-nya sebetulnya akan lebih enak kalau digoreng 30 detik lebih lama supaya dalamnya lebih empuk, tapi ini bukan masalah besar sih. Pokoknya, burger ini enak banget.Untuk minuman, seperti biasa saya selalu memesan ‘magic’ — pada dasarnya double shot latte dengan ristretto shot dan cangkir yang berbeda. Awesome. Salah satu yang terbaik, sejajar dengan coffeeshop favorit saya lainnya di Bandung — Noah’s Barn, Common Grounds dan 2 Hands Full. Pink Lady juice yang dipesan Susan sepertinya cold-pressed juice yang memang sedang ngetren belakangan ini, terutama di luar negeri. Teksturnya dingin, bersih dan ringan (karena tidak ada serat) –sangat menyenangkan saat diminum.
Untuk interior cafe, Southville ini memadukan unsur industrial dengan pernik-pernik Cina seperti hiasan sempoa, kursi berbentuk guci, sekat ruangan berbahan kayu, dll. Di tembok terdapat beberapa mural yang tentunya menarik untuk foto selfie. Tempat duduknya ada yang berupa meja tinggi seperti bar, ada juga meja bulat dan sofa. Di bagian luar juga ada tempat duduk untuk smoking area.Kesimpulannya, kami sangat merekomendasikan cafe ini karena kami pikir ini cafe terbaik di Bandung untuk saat ini. Makanannya enak, harganya reasonable dan dilengkapi fit out yang funky. Top deh!
Southville
Jalan Peta No. 249, Bandung
Jam buka: 08:00 – 22:00
Ga murah2 bgt sih…kopinya kl mo nambah es nambah 5rb..nambah sirup 10rb…soalnya diksh kopinya pait bgt kaga ada gulanya…makanannya entah krn penuh pork nya saking garingnya susah digigit…
Jadi… Cafe yg mana di Bandung paling bagus?
Oooh ini Adam yang nulis :O
Sempet bingung kok Susan pesen ‘magic’. Katanya ga bisa minum kopi ^^’ Huahaha.
biasanya kalo Susan lagi mogok (baca: males) nulis, Adam yg nulis, Susan yg translate 😉
wah jadi pengen kesana nih