Menyambung postingan Prosedur Kepulangan WNI & WNA ke Indonesia per Januari 2022, sekarang kami lanjutkan sharing info tentang prosedur saat mendarat dan tiba di Jakarta. Singkat cerita, setelah 7.5 jam penerbangan dari Sydney ke Singapore, kami transit selama kurang lebih 3 jam di bandara Changi Singapore. Di Changi tidak perlu persiapkan apa-apa sama sekali karena hanya transit. Tidak ada pengecekan dokumen selain cek paspor & boarding pass saat mau naik pesawat.
Nah, begitu landing di Jakarta (Bandara Soekarno Hatta), barulah dimulai proses yang kedengarannya agak ribet. Tapi sebenarnya dalam pelaksanaannya tidak terlalu rumit. Mungkin cuma agak repot karena harus pegang banyak dokumen dan bingung dokumen mana saja yang harus diserahkan di setiap step. Di setiap konter ada tulisannya koq dokumen apa saja yang perlu ditunjukkan.
Anyway, berikut ini adalah prosedur ketibaan internasional di Bandara Soekarno Hatta Jakarta baik untuk WNI ataupun WNA:
Step 1
Begitu turun, ikuti saja arah gerombolan penumpang hingga ketemu petugas yang pasti akan menyetop dan mengarahkan penumpang ke konter. Di pos 1 ini cuma butuh nunjukin paspor & boarding pass. Jadi pastikan boarding pass jangan dibuang atau diselipin di belakang sarung tempat duduk di pesawat. Dari konter ini kita akan diberikan selembar kertas kecil berisi barcode. Selipkan di paspor karena barcode ini penting banget dan bakal diminta di hampir setiap step berikutnya.
Step 2
Siapkan printout hasil tes PCR, sertifikat vaksin internasional, paspor dan lembaran isi barcode tadi. Di sini akan ditanya udah ada bookingan hotel belum. Karena kami udah ada, mereka cuma liat sekilas aja bukti bookingan hotel karantina.
Step 3
Antri buat tes PCR. Tapi sebelum tes ada meja buat pendataan sekaligus ngeprint barcode yang bakal dipake untuk hasil tes PCR nanti. Di konter ini akan diminta lembaran barcode, paspor dan KTP (khusus WNI). Setelah selesai pendataan, akan keluar 3 sticker barcode untuk PCR. 1 ditempel di belakang paspor, 2 buat dipake sama nakes pas pengambilan sample.
Step 4
Di belakang meja pendataan ada sebaris kamar-kamar dengan tirai putih untuk ruangan tes PCR. Keluarga boleh masuk barengan, ga perlu satu-satu banget. Di dalam, nakes yang pakai PPE lengkap akan minta paspor dan sticker barcode tadi. Tes PCR dilakukan di salah satu lubang hidung dan tenggorokan. Di kamar ini dilarang ambil foto ataupun rekam video.
Step 5
Selesai tes PCR, langsung diarahkan menuju ke konter imigrasi, tidak perlu tunggu hasilnya dulu. Nanti hasilnya akan diinfokan langsung ke pihak hotel karantina. Di jalan menuju konter imigrasi ada meja TNI, kasih aja lembaran barcode yang dikasih dari step 1.
Sepertinya kunci pendataan mereka adalah barcode yang asalnya dari data e-HAC. Makanya e-HAC wajib diisi baik untuk WNI ataupun WNA. Oh ya, seingat kami, begitu landing justru tidak ditanya e-HAC karena di step 1 begitu kami kasih paspor dan boarding pass sudah langsung bisa keluar barcode. Intinya, kalau memang kita mengikuti prosedur pasti akan lancar prosesnya.
Step 6
Di konter imigrasi, seperti biasa kasih paspor & boarding pass untuk dapat stempel masuk.
Step 7
Setelah imigrasi, alur berjalan seperti biasa yaitu menuju ke belt untuk ambil bagasi. FYI, untuk beberapa hotel tertentu, mereka ada kerjasama dengan pihak hospitality bandara untuk ‘menjemput’ tamunya sebelum ambil bagasi. Jadi kalau ada yang pegang papan dengan nama kamu, samperin aja dan kasihin printout barcode bookingan hotel karantina.
Staff hospitality bandara ini fungsinya nemenin kamu aja selama nunggu bagasi sekaligus nemenin sampai naik transport ke hotel. Mungkin buat WNA banyak yang bingung dengan proses repratriasi ini, jadi bagus juga kalo ada staff yang mendampingi karena pihak hotel ga bisa masuk ke dalam arrival hall sebelum clear custom.
Sebetulnya tugas mereka pure mendampingi aja. Nemenin pas nunggu ambil bagasi (sama bantu-bantu ambilin koper dan troli) sekaligus memberi rasa tenang karena udah tau bahwa kalian udah dijemput. Servis ini cuma ada di beberapa hotel tertentu. Kalau hotel kamu ga jemput di dalam, jangan khawatir karena mereka akan nunggu di luar setelah clear custom.
Step 8
Custom clearance — ini proses normal ya. Pastiin udah isi form custom yang dikasih di pesawat, 1 keluarga cukup isi 1 lembar aja, ga perlu per orang. Di sini paling cuma ditanya flight-nya apa & dilirik-lirik tumpukan kopernya. Kalo lolos langsung lanjut, kalo dicurigai akan disuruh masuk ke area yang tertutup, scan bagasi dan kemungkinan diminta bongkar kalau memang ada yang dicurigai.
Step 9
Keluar dari area arrival tapi masih di dalam gedung, ada pagar yang dijaga oleh staff repatriasi hotel. Tugasnya nanya nama hotel karantina, ambil foto kita sebagai bukti udah keluar dari custom, kemudian teriakin nama hotelnya. Di area inilah representative hotel lainnya nunggu tamu. Tugas representative hotel di area ini adalah menyambut tamu kemudian mendampingi keluar hingga naik transport ke hotel.
Step 10
Kalau udah ketemu representative hotel, mereka akan minta paspor kita karena sesuai aturan paspor kita akan ditahan oleh pihak hotel hingga check-out nanti. Staff representative hotel akan memberikan tanda terima yang harus kita simpan baik-baik karena itu adalah bukti bahwa mereka menyimpan paspor kita. Tanda terima akan diminta saat check-out untuk pengembalian paspor.
Step 11
Sebelum keluar dari arrival hall, ada staff repatriasi yang sekali lagi mengambil foto kita + staff representative hotel sebagai bukti kita udah keluar sesuai prosedur. Kayaknya kalo ga ada staff hotel yang mendampingi, belum boleh keluar dari arrival hall. Di luar arrival hall ada kerumunan orang sedang menunggu transportasi menuju hotel. Kita tidak perlu bingung karena semuanya sudah diurus oleh staff representative hotel, tinggal nunggu aja. Kebanyakan hotel pakai SilverBird dan biayanya sudah include dalam paket hotel karantina. Tinggal duduk manis, sampai hotel.
Step 12
Tiba di hotel, kita diinfo kalau masuknya dari belakang dan tidak perlu khawatir dengan bagasi karena semuanya nanti akan diantar ke kamar. Ternyata memang prosedurnya seperti itu untuk memisahkan tamu karantina dengan tamu umum. Meskipun masuknya lewat jalur belakang (area staff), kami diarahkan ke sebuah ruangan VIP untuk proses check-in resmi dengan pihak hotel.
Di sini semuanya dijelaskan oleh pihak hotel, baik mengenai prosedur proses karantina maupun aturan-aturan lainnya yang mungkin beda hotel beda detail aturannya. Untuk fasilitas hotel karantinanya sendiri, akan kami bahas di postingan berikutnya ya. Sekarang kami mau leyeh-leyeh dulu selama 7 hari!
Catatan akhir:
Meskipun kelihatannya ruwet dan panjang prosesnya, sebetulnya tidak makan waktu lama. Mungkin kami beruntung karena saat pesawat kami mendarat cuma ada 1 pesawat yang mendarat beberapa saat sebelum kami. Intinya kerumunan antrian yang kami hadapi itu sebagian besar memang sesama penumpang dari pesawat yang sama. Sebagai gambaran, dari step 1 sampai step 7 cuma makan waktu sekitar 40 menit sahaja.
Yang paling lama itu justru nunggu bagasinya, which is wesbiyasak. Abis itu custom clearance juga antriannya lumayan selow majunya. Mungkin karena waktu itu cuma ada 1 staf yang ngecek. Proses yang lama berikutnya adalah nunggu transport ke hotel. Meskipun sudah diurus oleh staff hotel, tetap saja harus antri karena jalur penjemputan sempit. Kalau dihitung-hitung, total waktu dari landing sampai masuk hotel di Jakarta Pusat adalah sekitar 2 jam. Not bad lah ya?
Sekarang udah ga bingung lagi kan mengenai proses ketibaan internasional di Jakarta? Paling berdoa aja supaya jam landingnya ga di jam yang rame. Katanya sih yang rame itu pagi dan sore. Bisa sampai 4 pesawat sekaligus yang artinya bakal ada lebih dari 1000 orang yang antri buat menjalani semua prosedur tersebut.
Selamat datang kembali ke Jakarta! 🙂
saya sangat tertarik dengan blog anda, dan ingin jadi traveler seperti anda.
Terima kasih sudah mampir. Semua orang bisa koq! 🙂
Terima kasih sudah berbagi, Ada rekomendasi untuk hotel karantina ?
Sama2. Kami masih menjalani karantina di Mandarin Oriental. So far bagus & memuaskan servisnya.
selamat datang kembali ke Indonesia Susan dan Adam!!
Terima kasih banyak, Ira!
Makasih bny utk info nya
sama-sama. semoga berguna ya.
Senang sekali baca postingan ini, karena sangat mirip dengan rencana kami, baik departure point (Sydney), flight, dan juga hotel karantina yg saya book berdasarkan review anda. Hanya lab test PCR saya masih ketar ketir karena ambil Laverty yg hny bisa janji 48 jam (sudah terlanjur booking…). Pdhal persyaratan transit di Changi adalah PCR 2 hari prior to departure. Harusnya, juga ikut cara anda, ambil di Histopath 2 hari sebelum berangkat.
Halo…terima kasih atas feedback-nya. Kami senang kalau memang sharing infonya berguna. Iya kmrn ini ambil yang di airport karena katanya kalau yg di airport itu express (90 menit) dan hasil tesnya dikasih dalam bentuk pdf buat di-print. Kapan tanggal kepulangannya? Semoga lancar ya 🙂
Kak, rekomen donk travel insurance yg bagus dan cover covid requirements. Mending ambil 6 bln apa mending sethn? Thank you.
Waduh sorry blm pernah beli insurance yg bisa cover covid.
Halo, terima kasih untuk sharingan post nya. Saya mau tanya, suami saya juga WNA Australia, kami berencana balik ke Jakarta tgl 1 April. Pertanyaan saya, apakah WNA membutuhkan visa untuk masuk ke Jakarta? atau tetap menggunakan visa on arrival saja? Terima kasih.
Halo…dipantau saja ya situasinya. Soalnya saat ini sering berubah-ubah peraturannya. Justru VoA sedang dibekukan sejak tahun lalu. Tapi ada wacana katanya mau dibuka lagi VoA, tapi mungkin khusus Bali dulu. Waktu Januari Adam masuknya pake visa ijin tinggal sementara (ITAS) untuk penyatuan keluarga. Bukan visa bisnis. Diurus sendiri via online. Kurang tau situasinya bagaimana untuk 1 April.