#PergiDulukeIndia Series: Satu Hari di Kochi, bisa ke mana aja?

By January 16, 2020India
Satu Hari Di Kochi Kerala

Buat yang sudah rajin ngikutin perjalanan kami di Instagram @pergidulu, pasti sudah tau kalau November-Desember 2019 yang lalu kami jalan-jalan ke India. Ini peristiwa luar biasa karena sementara pejalan yang lain sudah sering wara-wiri ke India, buat kami ini pertama kalinya kami ke India. Dan lebih mengherankannya lagi, pertama kali ke India tapi kami ga ke Taj Mahal. Hehe…India kan bukan sekedar Taj Mahal ya?

Anyway, untuk trip pertama kali ke India ini kami malah memilih ke beberapa propinsi di area selatan, yaitu Kerala dan Tamil Nadu. Petualangan kami dimulai dari Kerala kemudian bergeser ke Tamil Nadu sebelum kembali lagi ke Kerala untuk keluar dari India. Total perjalanan sekitar 2.5 minggu dimulai dari Kochi dan berakhir di Kochi juga.

Kenapa Kochi?

Alasan terpilihnya Kochi sebagai entry point ke India selatan adalah karena….tiket murah. Waktu itu kami sedang ada di Sydney dan lihat tiket AirAsia dari Sydney ke Kochi (PP) sekitar 5,2 juta rupiah per orang. Lumayan lah kalo dari Sydney. Kalau dari Indonesia pasti bisa lebih murah lagi. Karena AirAsia, dari Sydney kami transit dulu di Kuala Lumpur sebelum lanjut ke Kochi. Penerbangan dari KL ke Kochi memakan waktu sekitar 4 jam.

Satu lagi bocoran sebelum kami memulai petualangan kami di India Selatan adalah katanya di India Selatan tidak se-hectic di bagian utara seperti New Delhi dan tempat-tempat populer lainnya. So…sepertinya cocok buat first-timer ke India, biar ga kena culture shock gitu maksudnya. We’ll see.Kenapa India Selatan

Cara Menuju Kochi?

Kochi sendiri merupakan kota yang cukup besar di Kerala. Biasanya turis yang masuk ke Kerala dari Kochi akan langsung melipir ke tempat-tempat yang memang jadi tujuan wisata. Kebanyakan turis memilih untuk menginap di Fort Kochi sebelum lanjut eksplor spot-spot lainnya di Kerala. Fort Kochi ini adalah sebuah area tepi laut yang suasananya jauh lebih santai dibandingkan pusat kota Kochi.

Tergantung traffic, dari bandara Kochi ke Fort Kochi bisa memakan waktu 1 hingga 2 jam. Waktu itu kami mendarat di bandara Kochi hampir tengah malam kemudian kami naik Ola (taksi online, semacam Uber) sampai ke homestay kami di Fort Kochi, perjalanannya sekitar 1 jam.Suasana Santai Di Fort KochiCatatan penting: Berdasarkan pengalaman kami menggunakan Ola di India, kami tidak bisa menghubungkan kartu kredit kami ke akun Ola sehingga pembayaran harus dilakukan dengan uang tunai. Oleh karena itu pastikan kamu punya uang tunai saat mau naik Ola. Berbeda dengan Uber yang bayarnya bisa cashless.

Transportasi di Fort Kochi

Meskipun dari bandara ke Fort Kochi kami naik Ola, namun saat di Fort Kochi agak sulit kalau mau cari taksi online. Alasannya adalah di area tersebut masih dikuasai oleh moda transportasi tradisional, yaitu tuktuk/bajaj. Jadi seringkali pesan taksi online di sana tidak ada yang mau ambil orderannya dan terpaksa mesti tawar-tawaran langsung dengan sopir tuktuk.

PS: Ola & Uber di India sudah terintegrasi dengan moda transportasi tuktuk, tapi tidak tersedia di semua area. Biasanya di kota-kota besar lumayan banyak sopir tuktuk yang juga ambil orderan lewat Ola atau Uber.

Jangan kaget kalau di Fort Kochi ini hampir setiap beberapa meter jalan kaki pasti akan ditawari jasa tuktuk. Sebetulnya yang mereka incar adalah paket keliling kota selama 1 jam yang harganya juga sangat murah. Mereka akan menawarkan paket keliling ke tempat-tempat menarik di Fort Kochi seharga 50 Rupees (alias ga sampe 10 ribu rupiah!) selama 1 jam. Tempat-tempatnya sebetulnya ada beberapa yang menarik, tapi udang di balik batunya adalah mereka akan mengantar kita ke toko-toko dengan harapan mereka akan dapat komisi dari pemilik toko.Naik Tuktuk Di KochiWaktu itu setelah 2-3 toko, kami menolak masuk toko lagi namun si sopir tuktuk memohon-mohon dengan bilang tokonya punya kakaknya dan janji ini akan jadi toko terakhir yang dia antar. Terserah sih ya, kalau memang waktunya santai ya pura-pura aja masuk tokonya sebentar terus keluar lagi karena memang harga jasa transportasinya murah sekali dan kalau ga naik tuktuk kita ga akan bisa liat tempat-tempat yang agak jauh.

Opsi lain kalau tidak mau dikejar-kejar sama sopir tuktuk adalah dengan jalan kaki atau sewa sepeda. Waktu kami di sana kami lihat banyak juga turis (kebanyakan yang sendirian) yang memilih jalan kaki atau naik sepeda.Gereja Di Fort Kochi

Ada ada di Fort Kochi?

Sebetulnya dengan jalan kaki juga sudah lumayan bisa liat banyak tempat karena lokasi penginapan biasanya di dekat pinggir laut. Berikut ini sengaja kami pisahkan spot-spot yang bisa dijangkau dengan jalan kaki supaya jadi bahan pertimbangan barangkali malas ambil tour tuktuk yang dibawa ke toko-toko. FYI, waktu itu kami menginap di area Chirattapalam.

  • Chinese Fishing Net — ini ikon Fort Kochi, berupa jala raksasa peninggalan pada pedagang bangsa Cina pada jaman dahulu. Jala raksasa ini berderet di pinggir laut dan sebagian besar masih aktif digunakan. Menarik melihat aktivitas menangkap ikan pakai jala raksasa ini karena harus dilakukan secara bergotong-royong. Chinese Fishing Net Fort Kochi Kerala India
  • St. Francis Church — gereja ini dulunya merupakan lokasi kubur Vasco da Gama (penjelajah asal Portugis yang menemukan jalur laut dari Eropa ke Asia) sebelum jenazahnya dipindahkan ke Lisbon.St Francis Church Fort Kochi
  • St. George Ortodox Old Syrian Church — bentuknya sangat menarik dan unik.St George Ortodox Church Di Fort Kochi
  • Santa Cruz Cathedral Basilica — bagian dalam gereja ini sangat menakjubkan detailnya.Santa Cruz Cathedral Basilica
  • Sunset spot Fort Kochi — setiap sore baik penduduk lokal maupun turis ramai memadati promenade di pinggir laut untuk menikmati suasana matahari terbenam.Sunset Di Fort Kochi

Tempat-tempat yang kami kunjungi dengan tuktuk tour:

  • Church of Our Lady of Life — salah satu dari banyak gereja yang ada di Kochi. Mampir ke sini karena lokasinya ada di depan Ginger Palace.Church Of Our Lady Of Life Fort Kochi
  • Ginger Palace — tempat pengolahan jahe kering yang dibuat jadi bubuk sebagai bagian dari spice market yang ada di atasnya. Masuknya gratis tapi akan digiring ke atas & ditawari mencicipi berbagai produk rempah-rempah yang dijual di sana. Bangunannya sendiri sangat berkarakter karena bangunan tua. Ginger Palace Fort Kochi
  • Salt Temple — agak aneh, ada tumpukan garam di depan kuil di tengah jalan.Salt Temple Fort Kochi
  • Snake Temple — sebuah spot pemujaan kecil di pinggir jalan yang ada patung ular.Snake Temple Fort Kochi
  • Water Temple — sebuah kuil yang ada di tengah kolam.Water Temple Fort Kochi

Kesimpulannya: sebetulnya ga perlu-perlu amat ambil tuktuk tour karena sebagian besar spot yang ditunjukkan tidak terlalu signifikan. Mereka cuma nyelip-nyelipin itu karena tujuan utamanya adalah membawa tamu ke toko-toko yang ngasih komisi buat mereka. Tapi kalau memang punya waktu santai ya lumayan lah diajak keliling-keliling naik tuktuk sambil melihat kehidupan lokal.

Makan apa di Fort Kochi?

Karena cuma punya 1 hari full di Fort Kochi, kami tidak terlalu banyak mencicipi makanan di sini. Tapi lumayan lah ada beberapa tempat makan yang menurut kami recommended, baik untuk makanan lokal maupun cafenya.

  • Kayees Rahmathulla Cafe – ini highlight tempat makan di Fort Kochi. Di sini adalah tempat spesialis briyani. Semua orang ke sini buat makan briyani. Pilihannya bisa chicken atau mutton. Tempat ini selalu ramai dan padat sehingga pengunjung diminta share meja dengan orang lain. Pokoknya asal ada kursi kosong, langsung deh sabet. Harganya murah dan porsinya besar sekali. Mutton Briyani 170 Rupees, Chicken Briyani 130 Rupees.Briyani Di Kayees Cafe Fort Kochi
  • Kashi Art Cafe – cafe ini sebetulnya galeri seni yang menyediakan menu makanan dan minuman. Atmosfernya relaxing banget dan desainnya stylish.Kashi Art Cafe Fort Kochi
  • Teapot Cafe – kami ke sini sore hari sebelum liat sunset. Di sini specialty-nya adalah minuman lassi yang dikombinasikan dengan cake of the day. Sayangnya kami waktu itu ga coba cake-nya karena masih kenyang. Tapi kami suka suasana dan dekorasi cafenya. Unik!Teapot Cafe Di Fort Kochi
  • Mocha Art Cafe – sebelum ke stasiun kereta di Ernakulam, kami sempat mampir ke Jewish Quarter. Ternyata asik juga suasananya. Kami mampir ke Mocha Art Cafe karena katanya chocolate lava cake-nya enak. Sayangnya waktu itu baru buka banget dan staff-nya juga keliatan belum siap. Akhirnya kami ga jadi pesan apa-apa karena takut telat ke stasiun. Tapi tempatnya ok, mirip Kashi Art Cafe.Mocha Art Cafe Di Jewish Quarter Fort Kochi

Opsi Penginapan di Fort Kochi

Ada banyak sekali opsi penginapan di Fort Kochi mulai dari hotel yang bentuknya konvensional, resort, homestay hingga backpacker hostel. Kami sendiri waktu itu menginap 2 malam di sebuah homestay yang kami pesan lewat AirBnB. Alasan kami pilih homestay adalah katanya ini salah satu cara untuk cicip makanan lokal karena biasanya pemilih homestay akan bikinin sarapan buat tamunya.

Kami menginap di homestay Devas Heritage. Harganya ga sampe Rp200.000/malam. Buat yang belum pernah pakai AirBnB, sign up pakai link ini buat dapetin diskon saat pertama kali pakai. Sarapan Lokal Di Fort KochiMenurut kami Kochi (atau Fort Kochi) memang bukan destinasi wisata yang wow di Kerala, tapi lumayan menyenangkan koq. Setidaknya menginap 1 atau 2 malam lah di Fort Kochi sambil menikmati Art Cafe yang lumayan bertebaran di sana, sebelum melanjutkan petualangan ke area lainnya di Kerala. Jadi, dari Fort Kochi kami ke mana? Ikuti terus petualangan kami lewat postingan-postingan #PergiDulukeIndia Series!

Leave a Reply