Tentang Mengejar Passion Traveling

Main Salju di Andorra

Kami seringkali mendapat pertanyaan “Bagaimana sih ceritanya bisa sampai traveling terus kayak sekarang? Awal mulanya bagaimana? Apakah memang dari dulu suka traveling? Bagaimana membagi waktu antara traveling dengan pekerjaan/kehidupan sehari-hari? Dapat uang dari mana untuk traveling non-stop seperti itu? Mbak, gimana caranya dapet suami yang suka traveling kayak Adam? Mbak, kerjaannya ngepet atau semedi di Gunung Kawi ya? dll dst dsb”. Sebenernya kami sudah sering dan lebih senang membicarakan hal ini saat temu muka langsung karena ini adalah topik yang bisa merembet ke mana-mana. Tapi at least kami mau sharing sedikit tentang yang namanya ‘passion for traveling’ seperti yang sedang kami jalani saat ini.Jalan kaki 780 km di Spanyol

1. Is it really your passion?

Definisi passion menurut kamus bahasa Inggris adalah “an intense desire or enthusiasm for something”. Jadi, sebelum melangkah lebih jauh, tanyakan dulu pada diri sendiri. Is traveling really your passion? Atau cuma sekedar ikut-ikutan trend yang saat ini sepertinya sedang naik daun. Atau cuma ikut-ikutan karena berharap bisa jalan-jalan gratis? Saya sendiri pertama kali traveling ke luar negeri tahun 2009 ke Australia dan itu adalah pengalaman yang sangat membuka mata & membuat saya ingin menjalani hidup seperti itu, melihat tempat-tempat baru dan merasakan kehidupan masyarakat dengan kultur yang berbeda untuk belajar apa saja mengenai kehidupan. Demikian pula dengan Adam yang juga sempat mengalami perubahan drastis dalam hidupnya dari pegawai kantoran selama 14 tahun menjadi seorang freelancer seperti sekarang ini demi memenuhi passion travelingnya. Dua jiwa yang memiliki passion traveling yang sama-sama kuat, akhirnya bertemu menjadi PergiDulu. #cieehh

Tidak semua orang yang suka jalan-jalan punya passion for traveling. Banyak teman-teman saya yang suka liburan ke sana sini tapi buat mereka itu sekedar untuk hiburan atau relaksasi dari rutinitas semata. Dan mereka sudah cukup puas dengan itu. Sering juga saya mendapat komentar ” Enak ya lu jalan-jalan terus.” dari teman-teman. Saya cuma bisa bilang “You can do it if you want it.” Masalahnya adalah they don’t really want it. Buat mereka traveling bukanlah prioritas. Buat mereka yang penting karir, cari uang, beli rumah, beli mobil baru, beli gadget baru, dll. Bukannya kami tidak memikirkan hal-hal tersebut, tapi karena traveling adalah passion, maka kebutuhan untuk traveling kami jadikan prioritas utama. Sisanya yang penting bisa makan 🙂Naik unta di Gurun Sahara, Maroko

2. If it’s your passion, then it should not burden you.

Nah….kalau sudah memastikan bahwa traveling adalah passion kamu, maka kebutuhan untuk traveling seharusnya tidak jadi beban. Karena dengan cara fokus mencari cara untuk menjalani hidup sesuai passion, maka jalan akan terbuka di depan mata. Masih ingat sekitar tahun 2006 ada buku heboh bernama “The Secret”? Di buku itu disebut-sebut istilah ‘law of attraction’ di mana jika kamu berpikiran positif, maka hal-hal yang baik akan datang dengan sendirinya. Demikian juga jika kamu fokus pada apa yang kamu inginkan, maka satu per satu pintu akan terbuka. Adam pernah bercerita bahwa dulu juga dia pernah menuliskan ‘target’ yang ingin dicapai dalam beberapa tahun ke depan, dituliskan dalam secarik kertas dan dibaca tiap hari. Bagaikan magic, target yang tadinya direncanakan untuk 10 tahun bisa tercapai dalam 3 tahun saja. Koq bisa? Rahasianya adalah fokus. Saat kamu fokus, kamu bisa melihat kesempatan yang terbuka.

Banyak sekali yang mengirim email kepada kami dan ‘katanya’ mereka suka sekali traveling tapi tidak tahu caranya. Kebanyakan khawatir tentang keuangan. Ingin jalan-jalan tapi dananya belum cukup. Ya solusinya gampang toh. Tunggu sampai dananya mencukupi. Jangan maunya short cut /  jalan pintas. Kalau kamu mau jalan-jalan tapi belum cukup dana ya usahakanlah hingga dananya mencukupi. Fokus kepada tujuan, bukan kepada masalah. Dan tentunya ini tidak terjadi dalam satu malam. Rome wasn’t built in one day. Step-by-step but be persistent. Cari cara kamu sendiri dan jangan menjiplak orang lain karena semua orang pasti punya jalan masing-masing. (nanti akan dibahas lebih lanjut di poin nomor 4)Naik ke puncak Seoraksan

3. If it’s your passion, why wait for sponsor?

Entah karena tergiur dengan jalan-jalan gratis, saat ini banyak yang tergoda masuk ke dunia traveling dengan harapan bisa jalan-jalan gratis. Siapa sih yang menolak kalau ditawari jalan-jalan gratis? Pernah ada yang ngetweet “Pengen banget ke negara xxx, itu impian saya banget tuh. Ada yang mau sponsorin?”  atau “Nunggu undangan aja deh.” Lah….yang bercita-cita ke sana kan kamu, kenapa harus nunggu diundang? Kalo ga diundang-undang ga bakal ke sana dong? Karena sekarang banyak traveler yang dapet jalan-jalan gratisan, banyak yang menanyakan “Gimana caranya dapet jalan-jalan gratisan?” Ini sudah keluar dari jalur passion dan salah fokus. Suka jalan-jalan karena gratis. Kalo ga gratis ya ga suka. #lohpiye?

Tidak ada yang salah juga dengan berharap jalan-jalan gratis, tapi kalau sampai harus menunda passion demi gratisan, apakah pada saat dijalani masih tetap ada kepuasan batin? Bayangkan kamu bercita-cita mau ke New Zealand gara-gara nonton LOTR. Buat yang punya passion, tentu ada kepuasan tersendiri kalau kamu bisa mewujudkan mimpi kamu dari hasil kerja keras sendiri. Buat kami, jalan-jalan gratis itu bonus. Kalau ada yang menawarkan ya syukur, kalau tidak ada yang menawarkan ya kami tetap jalan-jalan semampunya.Petualangan seru di Flight of The Gibbon, Chiang Mai

4. To quit or not to quit your job

Nah…dulunya quote ini dianggap keren oleh para pecinta traveling, tapi akhir-akhir ini banyak mendapat oposisi. Sempat membaca postingan yang isinya bilang jangan suruh-suruh orang berhenti kerja karena tidak semua orang harus berhenti kerja untuk bisa traveling. Loh iya betul, toh namanya juga quote, fungsinya itu sebagai inspirasi saja, bukan berarti harus diamalkan mentah-mentah. Intinya, kami menginterpretasikan quote tersebut sebagai dorongan untuk menghilangkan obstacle/halangan jika yang kamu mau adalah traveling secara permanen atau long term.

Banyak yang bertanya bagaimana caranya jalan-jalan terus tanpa harus kerja? Definisi kerja yang umum mungkin seperti kerja kantoran yang wajib masuk kantor dan duduk di depan laptop seharian. Tapi sebenarnya kalau tidak kerja dapat duit dari mana? Wong kami bukan orang kaya. Kami berdua tetap bekerja di mana pun dan kapan pun kami bisa demi menjalankan hobi traveling kami. Karena kami fokusnya di traveling, maka kami pun berusaha supaya hobinya bisa menghasilkan uang, beberapa di antaranya adalah dengan cara menulis artikel travel untuk majalah, koran, serta mengolah travel blog yang bisa menghasilkan pendapatan sampingan juga dari iklan, affiliate link dan sponsored post. Banyak yang salah kaprah menyangka kalau kami tidak punya pekerjaan tapi bisa tetep terus jalan-jalan. “We don’t have a job.” di sini maksudnya kami tidak terikat pekerjaan yang mengharuskan absen ke kantor setiap hari.

Kembali ke urusan ‘to quit your job or not’? Seberapa terikat kah kamu dengan pekerjaan yang sekarang sehingga membatasi hobi traveling kamu? Kami melihat banyak pegawai pajak di komunitas traveling yang masih punya cukup waktu traveling ke sana kemari sehingga buat mereka pasti tidak merasakan dorongan untuk quit their job. Tapi kalau kamu merasa tersiksa dengan pekerjaan yang sekarang karena jadi bikin kamu susah jalan-jalan, kenapa tidak cari kerjaan yang lebih fleksibel? Tentunya semuanya harus step-by-step. Kalau memang berniat quit your job pastikan dulu tabungan cukup hingga at least beberapa bulan atau 1 tahun ke depan. Jangan tiba-tiba resign dan kemudian menyesali keputusan tersebut. Intinya, jangan cuma sekedar mengikuti quote. Pikirkan dulu apakah benar itu yang kamu mau.Adam di ujung Hanging Rock, Blue Mountains

5. Protect yourself

Dulu saya paling males kalau harus berurusan dengan asuransi. Sampai Adam cerita kalau dulu dia dan temannya pernah kecelakaan di Bali dan harus dievakuasi segera ke Australia untuk treatment yang lebih tepat. Untungnya waktu itu mereka dicover oleh asuransi sehingga tidak perlu khawatir dengan biayanya. Pentingnya asuransi perjalanan buat yang suka traveling adalah semakin banyak traveling semakin besar resiko keselamatannya. Jika (*knock on wood*) harus dirawat di rumah sakit di luar negeri, khususnya negara-negara Barat, ada kemungkinan biayanya akan sangat amat mahal jika harus menanggung sendiri. Di sanalah peran asuransi perjalanan sebagai pendukung bagi kita untuk mengejar dan menjalani passion traveling tanpa ragu.

Kalau dulu beli asuransi harus repot-repot cari agen atau lewat marketingnya, sekarang sudah banyak asuransi yang bisa dibeli online. FWD Life menawarkan iFWD Liberate khususnya bagi usia 20-35 tahun yang sedang giat-giatnya mengejar passion, untuk berasuransi tanpa ribet karena bisa daftar melalui gadget dari mana saja dan kapan saja. Karena basisnya online, jadinya memudahkan buat kita yang punya sedikit waktu. Untuk mendaftar iFWD Liberate ini tidak repot karena tidak perlu cek kesehatan. Enaknya lagi, untuk membeli asuransi online iFWD Liberate kita bisa pilih sendiri preminya sesuai kemampuan. Semakin besar tanggungannya tentu semakin besar pula preminya. Buat yang suka traveling, Asuransi Bebas Aksi ini sangat berguna karena bisa mencover kecelakaan di seluruh dunia. Kalau sudah dilindungi dengan Asuransi Bebas Aksi dari iFWD Liberate ini, tidak usah khawatir lagi saat menjalani passion traveling.
Naik Hot Air Balloon di Cappadocia

6. Do it your way

Kalau semuanya sudah jelas, bahwa kamu memang punya passion untuk traveling, sekarang tinggal jalani passion kamu….dengan cara kamu sendiri! Ga usahlah pusing-pusing dengerin kata orang kalau traveling yang ideal adalah bla bla bla. Ada orang yang suka memaknai perjalanan sehingga menceritakan pengalamannya dengan bahasa yang dalam dan puitis, ada orang yang suka menjelajahi kehidupan masyarakat lokal sehingga selalu bilang kalau traveling ga gaul sama orang lokal itu belum sah, ada orang yang cuma pengen melihat landmark-landmark besar saja untuk foto dan dipamerkan di media sosial, ada yang travelingnya singkat tapi ngebut 5 negara dalam seminggu jalan darat karena pengen murah, ada yang happy happy aja tidur di bandara atau di taman umum cuma untuk membuktikan kalau dia mampu melakukan perjalanan dengan budget rendah, ada yang suka wisata budaya, ada yang suka wisata alam, wisata sejarah, wisata belanja, dll. Ada banyak toh gaya travelingnya? Pokoknya jalanin aja yang sesuai dengan kepribadian kamu, ga usah terganggu dengan perdebatan traveling / turis / backpacker / flashpacker or whatsoever.Hiking di Blue Mountains, Australia

Selamat mengejar passion traveling-mu ya!

 

Join the discussion 8 Comments

  • Benar-benar petualang sejati. Kak Susan pernah ngerasa ketakutan gak? atau di hantui di negri orang. I like your travel blog, keep update ya. Dan semoga PERGI DULU ada serial di YouTUBE. Amin

  • Rijal says:

    Diplomatis tipsnya ttg ‘pekerjaan’, terutama tentang berpikir menyiapkan uang 1tahun kedepannya.

  • Imamalavi says:

    Suka sekali dengan tulisan gak usah ikut-ikutan karena tiap orang punya gaya masing-masing sama poin nomer 2 tentang fokus,jujur mbak sekarang sedang mengalami kesusahan buat fokus,habis baca tulisannya mbak jadi semangat rajin nulis lagi,makasih mbak susan mas adam buat tulisannya 😀

  • Panwis.COM says:

    Sebenarnya saya suka dengan yang namanya traveling, namun berhubung budget minim. saya hanya bisa traveling ke kota-kota sekitar saja.

    Tapi karena kecintaan saya dengan pariwisata di indonesia, sekarang saya ikut menulis inspirasi destinasi wisata di indonesia yang semoga bisa bermanfaat bagi travelers lainnya.

    Makasih mbak susan dan mas adam, atas inspirasinya!

  • Dandy Siswandy says:

    waaah bener banget omongannya nih kak. banyak yang salah mengartikan termasuk gue ???

Leave a Reply