9 Kuliner Melaka yang Enak

By November 24, 2014February 5th, 2017Food
Pemandangan ikonik di Melaka

Selain sisa-sisa bangunan jaman kolonial Portugis yang masih berdiri tegak dan terawat, Melaka juga terkenal sebagai salah satu tempat yang kulinernya wajib dijelajahi. Karena merupakan perpaduan dari budaya Melayu, Cina, India dan Barat, wajah kuliner di Melaka pun sangat berwarna-warni. Sempat beberapa hari jalan-jalan ke Melaka, kami merangkum 9 kuliner enak di Melaka berikut ini.

1. Pak Putra Tandoori & Naan

Buat yang cari makanan halal di Melaka, bisa langsung melipir ke Pak Putra Tandoori & Naan. Bukanya sore-sore mulai dari jam 17.30 sampai sekitar jam 1 pagi. Sesuai judulnya, di sini yang favorit adalah chicken tandoori (harga 8 RM) yang dimasak langsung di ‘tandoor’ yang ada di depan kiosnya. Selain itu juga ada bermacam-macam jenis naan mulai dari yang polos, keju (3 RM), butter garlic (3 RM), dll. Minumannya ada berbagai lassi (ukuran kecil: 4 RM) dan jus jeruk segar (3 RM).
Lokasi: Jalan Laksamana 4, Melaka

Tandoor untuk bikin tandoori chicken

Tandoor untuk bikin tandoori chicken

Tandoori chicken, nasi briyani & naan di Pak Putra

Tandoori chicken, nasi briyani & naan di Pak Putra

2. Chicken Rice Balls

Salah satu makanan yang populer dan wajib di Melaka, Chung Wah Rice Balls lebih dikenal dibandingkan tetangganya, Hoe Kee Rice Balls. Beberapa tahun yang lalu saya ke pertama kali ke Melaka dan tidak tahu menahu mana yang lebih enak dan saya tidak sengaja makan Hoe Kee yang ternyata enak banget. Padahal keesokan harinya saya lihat antrian Chung Wah panjang sekali sampai ke dekat jembatan di pinggir Hard Rock Cafe. Kali ini kami coba dua-duanya supaya bisa membandingkan. Ternyata pilihan awal kami memang tidak salah. Hoe Kee JAUH LEBIH ENAK. Ayam di Chung Wah sangat kering dan banyak tulang, tidak banyak daging yang bisa dimakan. Sedangkan di Hoe Kee ayamnya dada tanpa tulang. Selain itu yang paling saya suka dari Hoe Kee adalah menu stir-fried veggie nya yang simple tapi super yummy. Tekstur sayurannya renyah kriuk-kriuk.
Lokasi Chung Wah: Sebelah Hard Rock Cafe, dekat jembatan di seberang Stadhuys (bangunan merah).
Lokasi Hoe Kee: Sebelah San Shu Gong (tempat oleh-oleh) sekitar 10 meter dari Chung Wah. Buka jam 10.00-17.00

Chicken rice balls di Chung Wah

Chicken rice balls di Chung Wah

Chicken rice balls & stir-fried veggies di Hoe Kee

Chicken rice balls & stir-fried veggies di Hoe Kee

3. Nyonya Laksa di 486 Baba Low

Lokasi ini di luar area turis dan waktu itu kami jalan kaki cukup jauh karena Jalan Tengkera itu rupanya panjang sekali. Baba Low terkenal akan Nyonya Laksa-nya yang memang simple tapi rasanya nampol. Harga semangkuk Nyonya Laksa 4.5 RM. Selain itu kami juga pesan Nasi Lemak (3.5 RM), es kopi dan es limau (masing-masing 1.5 RM). Baba Low ini sebenarnya cuma berupa kantin sederhana saja, jadi agak susah dicari. Tidak jauh dari sana ada juga Baba Charlie yang terkenal akan Nyonya Kuih-nya. Sayang hari itu Baba Charlie tutup. FYI, Baba Low tutup setiap hari Jumat, sedangkan Baba Charlie tutup setiap hari Kamis.
Lokasi: 486, Jalan Tengkera, Melaka.

Nyonya Laksa di 486 Baba Low

Nyonya Laksa di 486 Baba Low

4. Wantan Mee Bukit Cina (non-halal)

Sebenarnya agak sulit menggambarkan lokasi resto wantan mee ini. Sepertinya saya nemu rekomendasi tempat ini dari foursquare dan titiknya sepertinya agak kurang tepat. Selain itu di foursquare tidak pernah menyebut nama ‘Kedai makanan & minuman Hong Seng’ seperti yang tertera di bangunannya. Namun begitu lihat lokasi resto yang ramai sekali pengunjungnya, kami langsung mendekati dan benar saja, mereka menyajikan wantan mee (dan cuma itu menunya). Ukurannya ada S, M dan L. Waktu itu kami pilih medium seharga (4 RM). Mie-nya diaduk pakai pork fat, ditambah irisan daging merah dan sejumput sayuran hijau. Kuahnya dipisah, disajikan di mangkuk kecil bersama pangsit rebusnya (won ton). Selain itu juga ada sepisin kecil irisan cabe hijau berkuah.
Lokasi: Jalan Bukit Cina, Melaka

Lokasi wantan mee enak di bukit cina, melaka

Lokasi wantan mee enak di bukit cina, melaka

Wantan mee enak di bukit cina

Wantan mee enak di bukit cina

5. Mille Crepe Nadeje

Sebenarnya ini bukan makanan tradisional Melaka sih, tapi waktu browsing-browsing kuliner Melaka koq kayaknya kue yang asalnya dari Perancis dan secara harafiah berarti ‘seribu lapis’ ini cukup populer di Melaka. Akhirnya kami pun mampir ke salah satu outletnya di Mahkota Parade. Dan ternyata mereka memang spesialis Mille Crepe yang katanya terbuat dari 20 crepes dengan lapisan krim di setiap tengah lapisannya. Ada sekitar 18 jenis Mille Crepe berbeda yang bisa dicoba serta beberapa jenis cake dan donat, ditemani oleh berbagai minuman dingin dan segar. Cafenya juga lumayan enak buat nongkrong sejenak sehabis capek jalan-jalan seharian.
Beberapa lokasi Nadeje di Malaka:

  • Nadeje Plaza Mahkota, G-23, 25 & 27, Jalan PM 4, Plaza Mahkota, Melaka.
  • Nadeje Mahkota Parade, G-23B, EG 4 & EG 5, Ground Floor, Mahkota Parade, Melaka.
  • Nadeje Jaya 99, G-01, Bangunan Jaya 99, Block A, Jalan Tun Sri Lanang, Melaka.

Semuanya buka setiap hari dari jam 11 pagi sampai jam 10 malam

Mille crepe original & banana chocolate di Nadeje

Mille crepe original & banana chocolate di Nadeje

6. Jonker 88

Di sini sebenarnya ada banyak makanan yang bisa dicoba, tapi harus bersabar karena tempat ini hampir setiap waktu ramai. Akhirnya kami sempat icip Assam Laksa dan Sago Gula Melaka yang memang enak. Buat kami yang tidak terlalu kuat pedas, makan assam laksa ini penuh perjuangan. Langsung lari ke kulkas ambil air minum karena kepedasan. Tapi anehnya, walaupun pedas dan asam banget tapi rasanya nagih. Gorengan dan kulit tahu sebagai bagian dari laksanya juga enak banget.
Lokasi: No. 88, Jalan Hang Jebat, Melaka

Assam Laksa di Jonker 88 Melaka

Assam Laksa di Jonker 88 Melaka

7. Cendol Bibik

Pasti ada banyak lokasi untuk makan cendol di Melaka. Kemarin kebetulan mampir ke Cendol Bibik karena Jonker 88 sedang ramai banget. Karena cuma makan cendol satu kali, kami tidak sempat membandingkan dengan cendol lokasi lain. Tapi yang pasti penyajiannya unik. Setelah taruh kacang merah di bagian bawah mangkok, ditutup dengan es serut yang menggunung, kemudian disiram dengan santan dan gula merah. Sedangkan cendolnya ditaruh di container plastik kecil dan diletakkan di atas nampan di pinggir mangkok. Setiap pembeli diberitahu cara makannya,”Tunggu sampai esnya cair dulu, aduk-aduk baru masukkan cendolnya saat mau dimakan.” Ok, boss 🙂
Lokasi: Bibik House Durian Cendol, 129 Jalan Hang Jebat, Melaka

Cendol Bibik, Melaka

Cendol Bibik, Melaka

8. Nancy’s Kitchen

Katanya di sini tempat yang paling tepat untuk cari makanan peranakan yang masih otentik. FYI, menunya ada menu non-halal. Waktu ke sana kebetulan kami tidak makan makanan berat dan hanya coba beberapa Nyonya Kuih seperti bacang biru Nyonya Chang, onde-onde dan kue ku (tepung ketan isi kacang) serta sempat coba popiah (lumpiah) juga.
Lokasi:  13, Jalan KL 3/8, Taman Kota Laksamana 

Kue Nyonya Chang (bacang biru) khas Melaka

Kue Nyonya Chang (bacang biru) khas Melaka

Tampak depan Nancy's Kitchen

Tampak depan Nancy’s Kitchen

9. Dimsum Rong Mao (non-halal)

Buat yang suka chinese dimsum, mampir deh ke sini. Jenis dimsumnya banyak banget. Tapi yang populer di sini adalah bapao besar yang namanya Da Bao (= literally means big bun). Jangan terlalu siang karena sekitar jam 10 sudah banyak yang habis, sepertinya sih buka dari jam 7 pagi. Oh ya, di foursquare kalau ga salah namanya masih Dimsum Rong Mao, tapi di lokasi restorannya ada tulisan Low Yong Moh Restaurant, entah ganti nama atau sama tapi dalam dialek lain. Tutup setiap hari Selasa.
Lokasi: 32, Jalan Tukang Emas, Melaka

Chinese dimsum di Rong Mao, Melaka

Chinese dimsum di Rong Mao, Melaka

Tampak depan lokasi chinese dimsum enak di Melaka

Tampak depan lokasi chinese dimsum enak di Melaka

Pasti masih banyak makanan enak lainnya di Melaka ya. Sayang sekali kapasitas perut kami cuma segitu. Oh ya, ada 1 rekomendasi lagi sih, namanya Capitol Satay, alamatnya di 41, Lorong Bukit Cina. Itu semacam sate celup, berbagai sayuran & daging dipakaikan tusuk sate kemudian makannya dicelup ke bumbu sate yang dipanaskan di tengah meja (seperti meja suki). Cuma ada yang bilang kurang higienis karena katanya (katanya loh ya) mereka pakai lagi bumbu sate yang tersisa dari meja-meja yang selesai makan (bahasanya sih ‘didaur ulang’). Kami tidak coba karena Adam memang tidak terlalu ide makanan seperti itu. Kalau ada yang mau atau sudah coba, sharing infonya dong 🙂

Kalau ada yang mau kasih rekomendasi makanan enak di Melaka lainnya, silakan jangan sungkan-sungkan tinggalkan di kolom komentar ya. Selamat kulineran di Melaka!

Join the discussion 9 Comments

Leave a Reply