Ada Apa di Tanjung Pinang & Bintan Selatan?

Ada Apa Di Tanjung Pinang

Kalau dengar nama “Bintan”, image-nya berbeda-beda tergantung dari mana kamu berasal. Bagi kebanyakan warga Singapura, Bintan merupakan destinasi resort pinggir pantai yang populer untuk liburan keluarga. Bagi warga Indonesia, Bintan juga terlihat sebagai destinasi liburan resort untuk orang Singapura, tapi bukan untuk turis domestik.

Setelah menghabiskan 9 hari keliling Bintan baik di dalam area resort maupun di luar resort, kami pikir image seperti ini terlalu sempit. Bintan bukanlah sekedar pulau resort untuk orang Singapura. Bintan adalah sepenuhnya pulau Indonesia dengan ukuran 2.5 kali lebih luas dari Singapura dan kebetulan punya banyak pantai cantik dan oleh karena itu banyak terdapat resort bagus.Pantai Di BintanDengan gambaran tersebut, kami sangat merekomendasikan kamu untuk mengeksplor bagian selatan Bintan kalau kamu memang ada kesempatan. Bagian ini sangat menarik dan memberikan pemahaman tentang budaya lokal, makanan lokal dan sejarah setempat. Kami menghabiskan dua malam di Tanjung Pinang, ibu kota Bintan, di mana dari sini juga ada bandara yang menghubungkan Medan, Pekanbaru, Surabaya dan Jakarta, serta layanan ferry langsung ke beberapa tempat lainnya. Kami sangat suka Bintan Selatan dan merekomendasikan aktivitas di bawah ini:

Pasar Pagi

Di dekat pinggir laut ada beberapa pasar yang sangat menarik. Di sana kamu bisa menemukan segalanya mulai dari seafood segar sampai oleh-oleh yang bisa kamu bawa pulang ke rumah untuk digunakan di rumah atau sebagai hadiah untuk teman-teman. Pasar-pasar di sini merupakan jendela untuk mengamati kehidupan lokal masyarakat setempat sekaligus rumah dari beberapa kedai kopi yang unik. Unik di sini maksudnya adalah kedai kopi tua bergaya kopitiam yang menyajikan kopi enak dengan cita rasa karamel serta cemilan manis.Pasar Pagi Tanjung Pinang

Kalau cari tempat makan, pasar-pasar ini juga dekat jaraknya dengan Bintan Indah Mall di mana ada Mie Ayam yang super enak!

Selain itu, pasar pagi ini juga dekat sekali dengan dermaga ferry di mana kamu bisa sewa perahu untuk mengantar kamu ke Pulau Penyengat.Dermaga Ke Pulau Penyengat

Pulau Penyengat

Pulau Penyengat adalah sebuah pulau yang sangat menarik dengan sejarah yang dalam karena di sinilah pusat pembelajaran agama Islam untuk daerah ini pada abad ke-18 dan juga merupakan rumah bagi para sultan serta petinggi kerajaan lainnya untuk jangka waktu yang panjang.

Begitu kamu tiba di dermaga ferry Pulau Penyengat, kamu bisa memilih untuk naik becak motor untuk mengantar kamu keliling pulau dengan harga Rp60.000 per jam, atau bisa juga keliling-keliling dengan jalan kaki. Para pengemudi becak di sini sepakat untuk menerapkan tarif yang sama sehingga kamu tidak perlu repot-repot nawar. Oleh karena itu kami rekomendasikan naik becak saja soalnya ini adalah cara yang seru untuk keliling pulau.Becak Motor Di Pulau PenyengatKebanyakan titik perhentian di sepanjang jalan merupakan situs religi, oleh karena itu kami sarankan pakai pakaian yang tertutup, termasuk celana panjang baik untuk laki-laki dan perempuan serta baju lengan panjang untuk perempuan. Atau setidaknya pakai pakaian yang menutupi bahu, dada dan paha.

Perhentian pertama adalah Makam Raja Hamidah. Di sini merupakan kuburan dari penguasa terdahulu di area ini sekaligus juga tokoh religius penting bagi para muslim di Malaysia dan Indonesia.Makam Raja Hamidah Pulau PenyengatBerikutnya ada Balai Adat, sebuah bangunan kayu tradisional yang luar biasa, di mana kamu bisa mencoba menggunakan pakaian adat dan berfoto.

Yang terakhir ada Masjid Raya Sultan Riau berwarna cerah yang berdiri di dekat dermaga. Di sini bisa mengambil foto dari luar sekaligus mengamati aktivitas warga lokal serta pengunjung lainnya. Pastikan tinggalkan sepatu atau sandal kamu di depan karena di dalam area masjid dilarang menggunakan alas kaki.

Sewa perahu ke Pulau Penyengat dari Tanjung Pinang harganya Rp200.000 pulang pergi.Masjid Raya Di Pulau Penyengat

Desa Senggarang

Cara paling mudah untuk ke Desa Senggarang adalah dengan menggunakan perahu charter yang sama dengan yang kamu gunakan untuk ke Pulau Penyengat.

Senggarang adalah sebuah desa yang dibangun di atas air yang kebanyakan dihuni oleh warga keturunan Cina dan rumah-rumahnya berupa rumah tradisional terbuat dari kayu. Sejarahnya, warga di sini dulunya adalah nelayan dengan mata pencaharian mengandalkan hasil laut. Namun seiring dengan majunya kehidupan sosial, banyak orang yang saat ini mencari pekerjaan ke kota dan bukan dari laut lagi. Oleh karena itu tidak terlalu banyak perahu nelayan yang tertambat di dermaga desa ini.Desa SenggarangTempat ini memiliki banyak karakter dan sangat fotogenik. Kami juga sangat merekomendasikan kalian untuk mengunjungi sebuah kuil tua yang ‘dimakan’ oleh akar pohon beringin (dikenal dengan nama Banyan Tree Shrine atau Kuil Pohon Beringin). Selain itu juga ada sebuah kuil yang berwarna sangat cerah dan sangat terawat di dekat dermaga utama. Di kebun belakang kuil tersebut ada patung Buddha berukuran raksasa. Pokoknya layak dikunjungi.Banyan Tree Shrine Di Bintan

Tepi Laut

Begitu matahari mulai turun, sekelompok pedagang mulai sibuk menyiapkan dagangan mereka di sebuah area yang oleh warga lokal dikenal dengan nama Tepi Laut atau kadang juga disebut Melayu Square. Sebetulnya yang ada tulisan Melayu Square adalah area di seberangnya (di sebelah kanan), tapi kadang area di sebelah kiri juga dianggap sama. Apapun namanya, pokoknya di sini bagus untuk menikmati sunset.

Tinggal duduk lalu pesan pisang goreng (bisa pilih pakai topping coklat dan keju) atau es cendol. Cendol di Indonesia agak berbeda dengan cendol di Malaysia atau Singapura, tapi cendol yang kami makan di sini seperti perpaduan antara cendol Malaysia dengan Indonesia. Mereka pakai es serut, tapi disajikan di gelas tinggi seperti minuman, sementara biasanya kalau pakai es serut disajikan pakai mangkuk. Rasanya sangat nikmat dan merupakan teman yang cocok untuk sebuah sunset yang cantik.Tepi Laut Melayu Square Bintan

Sunset di Laman Boenda / Gedung Gonggong

Maju sedikit dari Tepi Laut, ada Laman Boenda / Gedung Gonggong, sebuah tempat lain untuk menikmati sunset. Di sini kamu akan melihat lebih banyak warga lokal yang nongkrong bareng anak-anaknya sambil foto selfie atau foto bareng karakter karton yang terlihat sangat digemari. Selain banyak jajanan, di sini juga lebih santai kalau mau ngobrol ngalor ngidul bersama teman-teman dibandingkan di Tepi Laut. Pokoknya lebih asyik untuk menikmati keramaian bareng teman.

Di sini kamu bisa melihat gedung berbentuk gonggong yang menjadi ikon dari pulau ini dan juga merupakan dedikasi untuk kuliner lokal di daerah ini. Kalau waktu kamu terbatas, kamu bisa mampir ke dua tempat ini sekaligus, foto-foto di depan Gedung Gonggong, kemudian jalan kaki ke Tepi Laut untuk minum cendol dan makan pisang goreng. Apapun situasinya, tempat ini recommended untuk sunsetan.Gedung Gonggong Tanjung Pinang

Pasar Malam

Kalau sudah puas menikmati sunset di Tepi Laut atau di Gedung Gonggong, kini saatnya mencari makan malam di pasar malam. Kami mencoba 2 pasar malam saat kami di Tanjung Pinang selama 2 malam. Dua-duanya punya vibe yang berbeda dan masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Akau Potong Lembu adalah sebuah food market terbuka dan besar, berlokasi di area yang didominasi oleh warga keturunan Cina dan oleh karena itu ada banyak Chinese food di sini. Selain Chinese food, ada banyak pilihan masakan Indonesia seperti berbagai jenis menu seafood dan sate.

Yang perlu di ingat saat mengunjungi Akau Potong Lembu adalah mereka mempunyai sistem tempat duduk di mana setiap meja mewakili penjaja minuman yang berbeda-beda. Jadi ketika duduk dan ada penjual minuman yang menawarkan minuman langsung pesan aja, dengan kata lain ini adalah cara untuk reserved meja di sini. Di luar itu, makanan di Akau Potong Lembu enak-enak dan sangat recommended.Pasar Malam Akau Potong LembuDi malam satunya lagi kami mencoba Rimba Jaya yang lebih fokus kepada menu seafood. Pasarnya berukuran besar di bawah atap tenda dan sangat ramai. Selain berbagai jenis makanan, di sini juga banyak penjual baju dan mainan.

Kami makan besar di sini dengan mencoba gonggong, bak kut teh, ikan goreng dan oyster omelet. Seafood di Bintan sangat segar dan lumayan murah untuk porsi yang disajikan. Oleh karena itu Rimba Jaya recommended banget kalau kamu suka seafood.Food Court Rimba Jaya

500 Lohan Temple

Terakhir, kamu harus ke 500 Lohan Temple. Agak jauh sih, sekitar 10 km di luar Tanjung Pinang, tapi layak untuk dikunjungi.

Kuil Cina besar ini didukung oleh donasi dan tiket masuk serta sudah menjadi tempat wisata meskipun awalnya tempat ini dibangun untuk tujuan keagamaan. Konstruksi kuil yang super besar ini sangat menakjubkan dengan adanya pagoda besar dan ratusan patung. Saking banyaknya jumlah patung sehingga dikasih nama 500 Lohan Temple.

Waktu kami di sana kami melihat bis besar membawa banyak sekali orang yang sedang mengunjungi Bintan. Ga mengherankan sih karena memang banyak kesempatan untuk foto-foto di sini dan selain itu juga untuk tujuan spiritual di sini bisa dipakai untuk berdoa.Deretan Patung Di 500 Lohan TempleSebetulnya ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan di Bintan Selatan dan kamu dengan mudah menghabiskan waktu beberapa hari untuk menjelajahinya. Tapi kalau kamu tidak punya waktu sebanyak itu, cobalah untuk menyempatkan daytrip dengan memasukkan beberapa highlight di atas diakhiri dengan pesta makan seafood di Rimba Jaya. Kamu pasti tidak akan menyesal.

Leave a Reply