Biaya Liburan di Maroko

Maroko adalah salah satu destinasi yang meninggalkan rasa benci & cinta buat kami. Cinta karena memang kebudayaannya yang masih sangat kental sangat unik dan mempesona. Di lain pihak kami juga banyak mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan di sana yang membuat kami merasa kurang nyaman. Namun kami tahu banyak sekali orang Indonesia yang sangat ingin mengunjungi Maroko dan hal menyenangkannya, Maroko negara yang cukup murah untuk dikunjungi. Simak laporan biaya liburan di Maroko selama kurang lebih 12 hari.

Seperti biaya, biasa transportasi ke dan dari Maroko belum dimasukkan dan akan dihitung dalam biaya liburan total di Eropa nanti. (PS: ini postingan biaya terakhir dalam rangkaian biaya liburan di Eropa 2013, jadi siap-siap saja tunggu postingan berikutnya ya)

Akomodasi di Maroko bisa sangat murah atau sangat mahal tergantung gaya perjalanan kamu. Kami memilih untuk menginap di guesthouse ataupun hostel yang cukup murah dan biasanya memilih kamar privat dibandingkan dorm. Kecuali saat di Fez di mana kami menginap di dorm dan malamnya ada yang ho-oh-ho-oh di ranjang sebelah (detail cerita tanya langsung aja kalau lagi ketemu ya. Kalau diceritakan di sini nanti blognya kena ‘internet sehat’ ;)) Standar akomodasi di Maroko cukup bagus dan berbeda karena unik. Bentuk akomodasi di sana biasanya dikenal dengan istilah ‘Riad’ – rumah tradisional ala Maroko yang kebanyakan memiliki taman di tengah-tengahnya. Sebagai gambaran, akomodasi untuk 2 orang akan menghabiskan kira-kira Rp. 300.000-400.000/malam.

Berikut ini daftar tempat kami menginap di Maroko (harga untuk 2 orang):

Chefchaouen – tempat favorit kami di Maroko – Rp. 335.000/malam
Fez – penginapan termurah kami di Maroko – Rp. 165.000/malam
Tinghir – lokasinya di tengah oasis. Keren!!!!!! – Rp. 255.000/malam
Mhamid – rumah lumpur di tengah padang pasir (tidak tersedia booking online) – Rp. 138.000/malam
Marrakesh – kamar privat di sebuah riad (sekarang sudah tutup) – Rp. 405.000/malam
Tangier – kamar privat di sebuah guesthouse – Rp. 425.000/malam

Kefta Tagine – salah satu makanan khas Maroko

Kami merasa bahwa makanan di Maroko yang disajikan di area turis biasanya mengecewakan karena tidak ada passion dari yang masak ataupun rasa yang kuat dari masakannya. Makanan terbaik yang kami pernah cicipi di Maroko kami dapatkan di tempat-tempat yang lebih tradisional, salah satunya adalah Berber omelette (telur dadar khas bangsa Berber – bangsa nomad asli di Maroko) yang disajikan di pinggir Gurun Sahara tepatnya di desa Mhamid. Makanan yang ada di alun-alun kota Marrakesh juga enak, asalkan bisa cari di mana yang banyak pengunjungnya orang lokal. Makanan di tempat-tempat tersebut juga tentunya lebih murah dibandingkan restoran-restoran khusus turis.

Transportasi di dalam kota tidak terlalu dibutuhkan kecuali saat harus ke stasiun bis atau dari stasiun ke kota, biasanya kami naik taksi dengan tarif sekitar Rp. 10.000-20.000. Bis antar kota biasanya sangat bagus pelayanannya, sangat profesional dan harganya cukup reasonable antara Rp 100.000-200.000 per orang setiap kali perjalanan. Kami selalu naik bis dari perusahaan CTM (jika mau browse webnya, bisa ganti jadi bahasa Inggris) yang memang jadi salah satu recommended bus company di Maroko.

Chefchaouen – desa biru cantik di Maroko

Aktivitas wisata di Maroko kebanyakan ada di pasar atau medina (kota tua)-nya. Di Fez, cobalah untuk ambil walking tour keliling medina. Silakan jika mau jalan sendiri, tapi medina-nya sangat rumit, ramai dan sangat menantang. Kami coba jalan kaki keliling medina sendiri, malah tidak dapat apa-apa karena tidak mengerti apa yang kami lihat. Keesokan harinya kami ikut tur yang diadakan oleh hostel dengan sewa guide ramai-ramai. Senangnya dapat info dari orang lokal berupa sejarah bangunan-bangunan yang kami kunjungi, tapi seperti tur pada umumnya, ada masa-masa di mana peserta akan dibawa ke beberapa toko dengan harapan membeli sesuatu dan sang guide bisa dapat komisi. Harga tur sekitar Rp 75.000,- per orang untuk 3-4 jam.

Kami juga ambil tur ke padang gurun di mana kami menginap semalan di Gurun Sahara, naik unta dan hang out bersama orang-orang Berber. Ada beberapa cara yang berbeda untuk bisa menikmati pengalaman ini — bisa dengan beli paket tur dari kota besar seperti Fez atau Marrakesh yang sudah termasuk transportasi ke gurun namun digabung bersama 20-30 peserta lainnya. Atau bisa mengikuti cara yang kami lakukan, yakni dengan baik bis umum sampai ke desa di ujung Gurun Sahara bernama Mhamid, dari sana cari tur lokal yang bisa membawa kamu jalan-jalan ke gurun. Desanya sendiri sudah benar-benar di pinggir gurun sih, kadang kalau sedang ada badai angin, rumah-rumah bisa sedikit tertimbun pasir. KAMI SANGAT MEREKOMENDASIKAN CARA INI. Harganya memang lebih mahal karena kami hanya berdua dan bisa dibilang kami membeli tur privat, namun pengalamannya lebih orinisil dan jadi salah satu pengalaman tak terlupakan di Maroko buat kami. Harganya sekitar Rp. 1.500.000 untuk 2 orang sudah termasuk semua makanan dan minuman 2 hari 1 malam, transportasi unta, dibikinkan tenda untuk tidur di gurun dan the best &sunset you’ll ever see!  🙂

Orang-orang Berber yang jadi guide ke Gurun Sahara

Sekian postingan yang agak panjang tentang Maroko. Memang agak mengaduk-aduk perasaan ketika mengingat pengalaman kami selama di Maroko karena sebagian merupakan pengalaman menyenangkan sebagian lagi kurang menyenangkan. Kami tidak menyarankan bagi yang masih newbie dalam hal traveling untuk mengunjungi Maroko sebagai destinasi pertamanya, atau bagi orang-orang yang sensitive terhadap pelecehan secara verbal. Jika kalian bukan termasuk kalangan tersebut, pergi dan nikmatilah Maroko! Catatan: Tips Menghindari Penipuan di Maroko.

Ada pertanyaan mengenai biaya liburan tersebut? Jangan lupa follow kami di twitter untuk dapat banyak info tentang travel, dan follow juga Instagram kami!

Follow @PergiDulu