Hari ini kami sudah mempersiapkan mental untuk jalan 28 km dengan harapan cuacanya ga mendung-mendung amat. Dan ternyata pagi ini cukup menyenangkan. Berbekal bocadillo yang kami beli dari restoran semalam, kami sarapan di albergue kemudian langsung jalan sekitar jam 8.15.
Hawanya agak dingin dan kabut tebal terlihat di area pegunungan. Namun terasa sinar matahari berjuang keras menembus awan tebal yang menutupi. Tak berapa lama kemudian kami pun bisa merasakan hangatnya sinar matahari yang sudah beberapa hari ini absen.
Karena ditemani sinar matahari, mood hari ini jauh lebih bagus dibanding beberapa hari terakhir. Sekitar jam 1 siang kami sudah menyelesaikan 18 km dan tiba di A Laxe. Masalahnya adalah kami berharap untuk makan siang di sana sebelum lanjut jalan lagi 10 km, namun restorannya tutup.Saat sedang duduk di depan restoran dan berdiskusi sambil lihat peta, jendela di bangunan atas terbuka dan seorang wanita menyapa kami. Kurang ngerti juga dia bilang apa, intinya dia nanya “mau makan?” Kami mengangguk dan dia bilang ok, tunggu sebentar.
Tak lama kemudian dia turun dan buka pintu restoran. Dia tanya lagi, perlunya apa, mau minum atau makan? Kami bilang mau makan. Dia persilakan kami masuk kemudian dia tutup pintu lagi.
Dari hasil obrolan patah-patah, rupanya restoran itu memang cuma buka malam kalau musim dingin. Dan November sudah masuk musim dingin. Kami merasa berterima kasih banget dia mau buka pintu restoran cuma buat kami yang sedang kelaparan banget. Kami pesan sandwich, empanada, coca cola dan kopi sementara di luar awan hujan melintas.Selesai makan, langit biru lagi dan kami pun melanjutkan perjalanan 10 km dengan semangat baru. Meski di 3 km terakhir kami sempat kehujanan semenit gara-gara tiba-tiba ada hujan deras yang lewat.
Begitu sampe Silleda, kami check in di hostel yang lagi-lagi pemiliknya berbaik hati memberikan kamar privat kamar mandi dalam untuk kami berdua dengan harga yang sama dengan 2 dorm bed (€10/orang). Dan malamnya mereka nyalakan heater selama 1-2 jam. What a great day!