Menjelajahi Bintan adalah cara yang sangat bagus untuk melihat kehidupan lokal dari pulau Indonesia yang menakjubkan. Dengan cara ini kita bisa menikmati cita rasa makanan lokal, melihat situs-situs objek wisata lokal serta membenamkan diri ke dalam cara hidup masyarakat lokal. Kebanyakan orang kemungkinan akan menghabiskan waktu di Tanjung Pinang dalam perjalanannya ke atau dari Bintan Resorts, atau bisa juga dengan mengatur perjalanan day trip dari resort.
Perjalanan dari Bintan Resorts ke Tanjung Pinang sekitar 1 jam kalau langsung. Tapi dengan ada banyaknya tempat yang bisa dilihat dan hal yang bisa dilakukan di pulau ini, sebagian besar orang pasti mau berhenti setidaknya beberapa kali selama perjalanan. Berikut ini adalah saran kami untuk satu hari day trip dari Bintan Resorts ke Tanjung Pinang.
Berangkat pagi-pagi dari Bintan Resorts, langsung menuju ke 500 Lohan Temple, sebuah kuil tradisional bergaya Chinese yang berlokasi sekitar 10 km di pinggir kota Tanjung Pinang. Di komplek kuil ini ada ratusan patung serupa manusia (disebut lohan) yang merupakan representasi dari orang-orang yang dianggap telah mencapai titik tinggi tertentu dalam perjalanan spiritual mereka. Selain patung-patung tersebut, kuil ini merupakan sebuah atraksi yang impresif dan layak dikunjungi. Harga tiket masuk Rp30.000 untuk WNA dan Rp5.000 untuk WNI.Berikutnya, kami rekomendasikan untuk lanjut ke pasar pagi di dekat dermaga di Tanjung Pinang. Pasar pagi ini terbagi-bagi menjadi beberapa area berbeda dengan para pedagang yang menjual buah-buahan dan sayuran segar, daging serta seafood. Tempat ini merupakan tempat yang mempesona untuk dijelajahi dan mungkin saja di sini kamu akan menemukan sesuatu yang bisa dibeli dan dibawa pulang. Satu hal yang sangat suka kami lakukan di pasar pagi Tanjung Pinang adalah mampir ke warung kopi tua yang bertebaran di seluruh penjuru pasar dan minum kopi di sana. Dari pasar pagi, kamu bisa jalan kaki sedikit ke dermaga ferry di mana kamu bisa sewa perahu untuk melanjutkan perjalanan day trip kamu. Kami sarankan untuk charter perahu untuk ke Pulau Penyengat dan sekalian ke Desa Senggarang (Rp300.000 per perahu) karena keduanya merupakan tempat yang sangat menarik dengan banyak hal yang bisa dilihat dan dilakukan. Begitu sampai di Pulau Penyengat, kami rekomendasikan untuk naik becak motor yang nongkrong di pinggir dermaga. Harganya Rp30.000 per jam untuk mengantarkan kamu keliling pulau. Perhentian pertama adalah mesjid utama dengan warna sangat cerah yang katanya dibangun menggunakan elemen putih telur. Lebih jauh ke dalam pulau, kamu akan mendapatkan kesempatan mengunjungi makam tokoh religius terkenal, bangunan tradisional dan bahkan ada beberapa view point di atas bukit. Bagian dari day trip di Pulau Penyengat ini tidak akan memakan waktu lebih dari 1,5 jam.Dari Pulau Penyengat, kembali lagi ke perahu sewaan dan pindah ke Senggarang. Desa Senggarang ini dulunya adalah desa nelayan kampung Cina yang dibangun di atas perairan. Sekarang ini, meskipun sebagian besar warganya masih merupakan warga keturunan Cina, sudah tidak banyak aktivitas perikanan. Namun rumah-rumah yang dibangun di atas airnya masih menarik untuk dilihat dan di bagian belakang desa yang ada di daerah non-perairan ada beberapa bangunan religius yang menarik untuk dikunjungi. Yang paling unik, ada pohon besar yang ‘memakan’ sebuah rumah tua. Dari Senggarang naik perahu lagi untuk kembali ke dermaga ferry di Tanjung Pinang dan sekarang saatnya makan siang.
Kami merekomendasikan untuk makan siang di salah satu dari 2 tempat ini: Mie Ayam di Bintan Indah Mall (tidak jauh dari dermaga ferry) atau Sop Ikan Keladi Khe Siang) di area Chinatown yang dikenal dengan daerah Akau. Setelah makan siang, Galeri Dekrasnada Kabupaten Bintan adalah sebuah tempat yang tidak boleh dilewatkan di Tanjung Pinang apalagi kalau kamu lagi cari oleh-oleh khas Bintan. Produk unik yang dijual di sini adalah kerajinan tangan yang terbuat dari sisa-sisa hasil laut seperti cangkang kerang, kulit ikan dan tulang ikan. Kalau kamu tidak tertarik untuk beli pun tempat ini worth it meski cuma lihat-lihat saja. Dari Galeri Dekrasnada Kabupaten Bintan, kita lanjut ke Kwan Yin temple, sebuah kuil yang didedikasikan untuk pemujaan terhadap Dewi Pengasih dan Pengampun yang seringkali juga dikenal dengan sebutan Guanyin atau Kwan Yin, tergantung dari mana kamu berasal. Di dalamnya ada patung Dewi Kwan Yin yang super besar dan di luarnya terhampar pemandangan yang luar biasa ke arah ladang di bawahnya termasuk perkebunan buah naga yang terlihat menarik. Dari sini mungkin sudah saatnya cari cemilan atau minuman segar, oleh karena itu kita akan menuju ke Melayu Square atau kadang juga dikenal dengan sebutan Tepi Laut. Carilah penjual es cendol dan pisang goreng yang posisinya hampir bersebelahan kemudian duduk di meja kursi plastik yang ada di depannya. Para penjual di sini mulai bersiap-siap jualan di sore hari jadi pengunjung memang biasanya datang ke sini untuk bersantai sambil menikmati matahari terbenam dan makan pisang goreng serta minum minuman favorit Asia Tenggara, Es Cendol.Setelah sunset, kini saatnya makan malam dan kami merekomendasikan salah satu dari 2 tempat ini (atau kalau bisa ke dua-duanya, silakan). Yang pertama ada Akau Potong Lembu, sebuah pasar malam yang sebagian besar makanannya berupa Chinese style food yang lokasinya di pusat kota di daerah Akau. Beberapa penjual mungkin akan langsung menawarkan menu makanan sebelum kamu memutuskan mau makan apa, jadi siap-siap saja untuk menolak kalau memang belum tahu mau beli apa. Tempat kedua yang kami rekomendasikan untuk makan malam adalah Rimba Jaya, sebuah pasar malam dengan area makan yang sangat luas di mana kamu bisa makan berbagai jenis seafood dengan harga yang murah. Kondisi tempat duduk di sini juga hampir sama dengan Akau Potong Lembu, tapi penjual di sini lebih santai. Setelah makan malam, sekarang waktunya perjalanan pulang 1 jam ke Bintan Resorts untuk istirahat.