Yay! Akhirnya setelah sekian lama pengin ke Jepang, kesampean juga pertengahan Februari kemarin jalan-jalan ke Jepang. Destinasi pertama yang kami kunjungi di Jepang ini bukan kota besar seperti Tokyo atau Osaka, namun Nagoya. Pas banget karena memang Adam kurang begitu suka hectic-nya kota-kota besar (meskipun tetap suatu hari nanti kami akan ke Tokyo karena belum lengkap rasanya ke Jepang kalau belum ke Tokyo).
Perjalanan kami ke Jepang kali ini atas undangan media trip yang diselenggarakan oleh Cathay Pacific Indonesia bekerja sama dengan JNTO Indonesia. Kenapa Nagoya? Karena sebenarnya Nagoya ini adalah kota ke-4 terbesar di Jepang dan ada banyak yang bisa diulik di sekitarnya. Namun banyak yang melewatkan Nagoya karena fokus cuma ke Tokyo, Osaka dan Kyoto.FYI, trip keliling Nagoya dan sekitarnya ini dilakukan pada tanggal 10-14 Februari 2017, di mana saat itu sedang musim dingin. Karena Jepang punya 4 musim, pemandangan di beberapa tempat akan berbeda-beda sesuai musimnya, namun menurut kami itinerary berikut ini bisa diterapkan kapan saja. Paling pemandangannya saja yang berbeda karena pada saat kami ke sana ada daerah-daerah yang tebal sekali saljunya, sedangkan tentunya di musim panas pemandangannya akan berbeda namun masih tetap menarik.
Hari ke-1: Flight Jakarta – Hong Kong – Nagoya
Penerbangan kami dari Jakarta pagi banget, sekitar jam 00.20 tengah malam dari Bandara Soekarno-Hatta naik Cathay Pacific. Karena tiketnya business class, sambil nunggu flight bisa nongkrong dulu di lounge, pilihannya Premier Lounge atau Puri Indah Lounge. Penerbangan Jakarta – Hong Kong memakan waktu 4 jam 45 menit.Transit di Bandara Hong Kong kami ada waktu lumayan lama, sekitar 4 jam lebih dan kami habiskan di The Pier Cathay Pacific First Class Lounge. Review lengkap mengenai lounge-nya akan menyusul segera. Penerbangan lanjut lagi dengan menggunakan Cathay Pacific dari Hong Kong ke Nagoya selama 3 jam 30 menit.Tiba di Chubu Centrair International Airport masih harus naik bis lagi ke pusat kota Nagoya sekitar 50 menit. Sampai di hotel sudah malam dan langsung makan malam di restoran sushi di JR Tower.
Hotel: Richmond Hotel Nagoya Shinkansen-guchi.
Hari ke-2: Nagoya – Takayama
Sarapan di hotel, kemudian lanjut ke Toyota Commemorative Museum. Ga usah khawatir membosankan karena museumnya sangat menarik dan banyak display-display yang interaktif. Bahkan bagi penyuka mobil dan otomotif pasti akan suka banget dengan museum ini. Anak-anak pun punya area main sendiri sehingga orang tua tidak perlu khawatir anaknya bosan.Makan siang Miso-nikomi Udon. Lanjut ke Gujo Hachiman untuk mencoba membuat replika makanan di Sample Village Iwasaki. Meskipun tidak mau coba bikin replika bisa sekedar mampir buat beli oleh-oleh sample makanan karena bentuknya menarik dan sangat mirip aslinya.Dari sana sebenarnya sudah dekat ke Takayama, namun kami masih lanjut sekitar 1 jam lagi menuju ke Shirakawa-go untuk menikmati pemandangan di salah satu UNESCO World Heritage ini. Tempat ini populer karena bentuk rumah tradisional dengan atap jeraminya. Ada beberapa rumah yang dibuka untuk umum. Namun selain bentuk rumahnya yang unik, pemandangan di Shirakawa-go juga sangat cantik khususnya saat musim dingin karena saljunya yang kadang sangat tebal.Selesai menikmati pemandangan di Shirakawa-go, kami kembali ke Takayama. Makan malam Hida Beef yang memang sangat terkenal di daerah Gifu Prefecture.
Hotel: Best Western Takayama
Hari ke-3: Takayama – Kanazawa
Sarapan di hotel, kemudian menuju ke Takayama Old Town. Pertama-tama mampir ke Takayama Jinya (magistrate’s house) buat ngintip rumah pejabat jaman dulu. Seru juga sih, serasa masuk dalam settingan film-film Jepang jaman dulu. Dari sana nyebrang jembatan merah dan masuk ke jalanan kecil di mana kiri kanannya banyak rumah-rumah tua. Cakep banget pemandangannya karena bangunan-bangunan kayunya sangat khas Jepang. Selain toko-toko souvenir, di jalanan tersebut juga ada banyak restoran, cafe, toko sake dan rumah tinggal biasa.Selesai keliling Takayama Old Town, kami lanjut ke Kanazawa dengan perjalanan bis sekitar 2.5 jam. Sampai di Kanazawa langsung menuju Higashi Chaya yang juga banyak rumah-rumah tradisional. Agak mirip dengan Takayama Old Town, hanya saja di sini jalanan lebih lebar. Di sini kami mampir ke toko yang menjual ice cream berlapis kertas emas. Kanazawa memang terkenal sebagai penghasil gold leaf terbesar di Jepang. Oleh karena itu banyak produk-produk yang dijual di sini berbahan gold leaf.Dari Higashi Chaya kami bergeser ke Kenrokuen Garden, salah satu kebun tercantik di Jepang. Lokasinya di depan Kanazawa Castle (tapi kami ga sempat masuk ke dalamnya). Kenrokuen Garden ini cukup besar, paling cantik daerah sekitar danaunya. Selain itu tergantung musimnya ada banyak area dengan bunga-bunga khusus. Kalau musim semi pasti cantik banget karena banyak bunga yang mekar.Destinasi terakhir hari ini adalah 21st Century Museum of Contemporary Art. Buat penyuka seni kontemporer pasti akan suka banget museum ini, namun buat yang kurang memahami seni juga masih bisa menikmati beberapa karya seni kontemporer yang unik seperti kolam renang yang bisa dilihat dari atas dan dari bawah, serta beberapa display khusus lainnya.
Hotel: Dormy Inn Kanazawa Natural Hot Spring
Hari ke-4: Kanazawa – Nagoya
Pagi-pagi setelah sarapan di hotel, kami menuju ke Oumicho morning market. Lumayan seru mengamati kesibukan di pasar ini sekaligus melihat produk-produk laut berkualitas tinggi yang dijual di sini. Selain para penjual ikan/seafood mentah, sayuran dan bunga, di dalam bangunan pasar ini juga ada beberapa restoran kecil yang mengolah bahan-bahan seafood tersebut menjadi makanan siap santap. Bangunan pasarnya memiliki atap dan banyak lorong keluar masuknya. Hal paling signifikan yang kami amati dari pasar ini…..bersih dan tidak ada sampah berserakan!Selesai keliling pasar, perjalanan panjang sekitar 4 jam kembali ke Nagoya menggunakan bis. Begitu sampai Nagoya, kami makan siang Hitsumabushi (baked eel) kemudian lanjut ke Nagoya Castle. Di dalam komplek Nagoya Castle kita bisa naik ke watchtower dan menikmati pemandangan kota Nagota 360 derajat.Kegiatan terakhir ditutup dengan aktivitas belanja (atau setidaknya window shopping). Ngopi dan ngemil Ogura Toast dulu, kemudian mampir ke Mozo Wondercity, sebuah mall yang sangat besar, serba lengkap dan segala ada. Malamnya kami mampir ke Don Quijote, sebuah pusat perbelanjaan yang buka 24 jam. Lokasinya di daerah Sakae yang memang terkenal dengan area belanja di Nagoya.
Hotel: Nagoya Sakae Tokyu REI
Hari ke-5: Flight Nagoya – Hong Kong – Jakarta
Hari ini tidak ada waktu ke mana-mana karena flight-nya cukup pagi. Cuma sempat sarapan buffet di hotel kemudian kembali ke Chubu Airport untuk perjalanan pulang naik Cathay Pacific dengan rute Nagoya – Hong Kong – Jakarta dan mampir ke The Pier Business Class Cathay Pacific Lounge di Hong Kong Airport. Mudah-mudahan dari sharing itinerary ini bisa jadi inspirasi destinasi alternatif buat yang sudah pernah ke Tokyo/Osaka/Kyoto dan mau cari destinasi lain yang menarik. Selain itu juga kami dapat bocoran dari Cathay Pacific kalau tiket pesawat ke Nagoya biasanya lebih murah dibandingkan tiket pesawat ke Tokyo. Nah lho…jadi tergoda buat geser destinasi tujuan liburan di Jepang berikutnya? 😉
Thanks to JNTO ID and Cathay Pacific ID for the trip to Nagoya and central Japan!
Makasih kak buat informasinya. Pengen banget pergi travel ke Jepang suatu saat nanti. Artikel ini bisa jadi referensi bagus buatku.
Hai kak aku mau Tanya itu pergola ke shirakawago Nya Bulan apa yaaa Keren banget saljunyaaaaa
yg ini bulan Feb, pertengahan.