Kalau kamu berencana menjelajahi bagian selatan dari Pulau Bintan, baik dari resort kamu di bagian utara ataupun dari Tanjung Pinang di selatan, boleh banget masukin beberapa klenteng ke dalam itinerary kamu. Selama berada di Bintan Selatan, kami sempat mengunjungi beberapa klenteng/kuil yang masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya dan punya keunikan tersendiri.
500 Lohan Temple
500 Lohan Temple adalah sebuah kuil Budha yang berlokasi sekitar 10 km di luar Tanjung Pinang, di sebuah area pedesaan yang dikelilingi sawah luas. Lokasinya memang agak aneh untuk sebuah tempat keagamaan yang sangat besar ini. Tapi justru karena lahannya luas, bangunan kuilnya bisa dibuat sangat besar dibandingkan kalau lokasinya ada di tengah kota.Setelah memarkir kendaraan, kita harus bayar tiket masuk di meja yang ada di depan area parkir. Harga tiket masuk Rp30.000 untuk orang asing sedangkan untuk orang Indonesia Rp5.000 saja.
Begitu masuk, dari depan kita sudah langsung disambut oleh patung Ksitigarbha berukuran sangat besar. Tokoh ini merupakan salah satu yang mendapatkan pencerahan dalam aliran Eastern Buddhism dan salah satu yang dipuja oleh pengikut di daerah tersebut. Setelah melewati Ksitigarbha, kita akan memasuki gerbang raksasa yang akan mengantar kita ke area utama kuil, di mana terdapat banyak sekali patung seukuran manusia yang tampak seperti hidup.Nah, karena patung-patung inilah kuil ini dinamakan 500 Lohan Temple dan memang di taman itu ada ratusan arahat (lohan) yang terpahat dari batu. Arahat ini merupakan representasi dari orang-orang yang dianggap sudah lebih maju dalam perjalanan hidupnya mencari kesempurnaan spiritual dan bahkan mungkin dianggap suci.
Memang daya tarik utama di kuil ini adalah 500 lohan tersebut, tapi selain itu juga ada banyak spot lain yang menarik. Kalau kita naik menyusuri tangga, di atas ada beberapa bangunan lain dengan patung Budha dan ruang berdoa. Dari area di puncak tangga tersebut kita bisa melihat patung-patung dengan perspektif yang berbeda. Oleh karena itu kalau kamu ke kuil ini pastikan kamu naik ke atas yah!
Klenteng Kwan Yin
Kwan Yin Temple ini didedikasikan untuk pemujaan terhadap Dewi Pengampun dan Pemurah (Goddess of Mercy and Compassion) yang seringkali dikenal dengan istilah Guanyin atau Kwan Yin, tergantung dari dialek yang digunakan. Di bagian dalam bangunan klenteng ini terdapat sebuah patung Kwan Yin berbahan perunggu lapis emas berukuran raksasa.Di sekelilingnya ada bantal untuk berdoa, bunga dan lilin.
Ukuran Patung Kwan Yin ini merupakan patung Kwan Yin dengan posisi meditasi yang paling besar yang ada di Asia Tenggara. Merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan begitu kamu memasuki bangunan utama klenteng dan melihat patung Kwan Yin ditemani patung Budha dan patung dewa-dewi lainnya.Berjalan ke arah luar, pemandangan dari puncak tangga paviliun utama ini sangat bagus. Karena klentengnya sangat besar dan posisinya lumayan tinggi, dari atas sini terhampar pemandangan luas ke arah sawah di bawahnya, termasuk deretan pohon di perkebunan buah naga.
Klenteng ini berlokasi sedikit lebih dekat ke Tanjung Pinang dibandingkan dengan 500 Lohan Temple, tapi masih sekitar 8 km dari pusat kota sih. Kalau kamu datangnya dari arah utara, kamu mungkin akan lewat klenteng ini dalam perjalanan ke Tanjung Pinang, jadi bisa sekalian mampir sambil lewat.
Klenteng Desa Senggarang
Desa Senggarang adalah sebuah desa nelayan yang sebagian besar rumah-rumahnya dibangun di atas air dan kebanyakan dihuni oleh orang keturunan Cina. Desa ini bisa ditempuh dengan beberapa menit naik perahu dari pusat kota Tanjung Pinang. Karena ada banyak sejarah peninggalan Cina di desa ini, ada beberapa klenteng di sini yang menarik untuk dikunjungi.Yang pertama adalah Banyan Tree Shrine (Kuil Pohon Beringin) atau dalam dialek lokal disebut dengan istilah Tian Shang Miao. Kuil ini dulunya merupakan rumah seorang Kapitan Cina pertama di Senggarang. Dibangun tahun 1811, rumah mewah ini sempat menjadi bangunan pejabat pemerintahan untuk kapitan selanjutnya.
Sampai akhirnya sekitar pertengahan tahun 1800-an rumah ini ditinggalkan, kosong, perlahan rusak dan mulai ‘termakan’ oleh pohon beringin yang terus bertumbuh di sebelahnya. Hingga sekarang akar-akar pohon beringinnya masih menopang sebagian tembok tua yang setengah runtuh, sedangkan bagian dalamnya diubah jadi klenteng dengan altar yang didedikasikan untuk Dewa Penarik Kembali Keberuntungan. Klenteng ini sangat menarik dan layak dikunjungi.
Berikutnya, tidak jauh dari Kuil Pohon Beringin ada beberapa bangunan keagamaan lainnya. Klenteng Budha-nya sendiri lumayan mirip dengan kebanyakan klenteng Budha lainnya dan tidak terlalu menarik selain warna cerah dari bangunannya.
Namun yang menarik perhatian kami adalah patung raksasa yang ada di area kebun bagian belakang gedung. Ada patung Guanyin tangan seribu, terlihat sangat megah dan warnanya juga sangat cerah.
Kalau kamu suka klenteng atau kuil, kamu akan suka mengunjungi klenteng-klenteng yang kami ceritakan barusan. Bagusnya lagi, kalau kamu tertarik mengunjungi klenteng-klenteng tersebut kamu bisa menggabungkannya ke dalam itinerary keliling Bintan selatan. Jadi, tunggu apa lagi?