Kata ‘travertines’ seringkali digunakan untuk menggambarkan Pamukkale. Namun istilah tersebut memang cukup spesifik dan sepertinya tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu lebiih baik saya gambarkan saja sendiri Pamukkale dengan kata-kata sendiri. Mudah-mudahan bisa terbayang sebelum melihat gambarnya 😉
Bayangkan gunung kapur raksasa yang terbentuk dengan tempaan dari aliran sumber mata air panas natural. Akibat aliran air selama beratus-ratus tahun, banyak kolam-kolam yang terbentuk secara natural. Jika dilihat dari atas, bentuknya seperti terasering yang berundak-undak, namun warnanya serba putih. Konon katanya kolam-kolam tersebut digunakan oleh raja-raja pada masa kerajaan Romawi kuno untuk berendam. Pengunjung pun dulunya bisa berendam di kolam-kolam alami tersebut, namun baru-baru ini dipasang larangan untuk berenang ataupun berendam di sana. Alasannya adalah karena berkurangnya sumber air panas yang mengalir sehingga kolamnya menjadi sangat dangkal.
Pengunjung hanya bisa berenang di Antique Pool, yang memang antik karena kolamnya alami dengan sisa-sisa tiang kolom bangunan yang runtuh dan tumpang tindih di dasar kolamnya. Cukup dalam memang, karena itu mereka menyediakan tali tambang yang terbentang dari satu sisi kolam ke sisi lainnya supaya pengunjung bisa berpegangan dan tidak kecapekan karena kakinya tidak bisa berpijak. Airnya pun unik karena mengandung banyak mineral (PS: kami sempat cicip dan rasanya seperti minum air rasa besi 😉
Tips Mengunjungi Pamukkale
Jangan menggunakan sepatu karena sepanjang area travertines tidak boleh menggunakan alas kaki. Jadi daripada berat menenteng sepatu dan nantinya kakinya juga basah, lebih baik pakai sendal jepit saja. Walaupun telihat putih mulus, permukaan batu yang dipijak bisa cukup tajam karena kontur yang terbentuk oleh aliran air. Hati-hatilah berpijak apalagi jika memasuki area kolam karena kadang ada endapan kapur dan permukaannya sangat licin jika ada lumut.
How to get there
Kota terdekat untuk mencapai Pamukkale adalah Denizli. Kami naik kereta dari Selcuk ke Denizli kemudian naik minibus lokal (setiap 30 menit) menuju Pamukkale. Dari Istanbul dan kota-kota lain (Izmir, Konya, dll) juga banyak bis yang menuju Denizli.
kereeen….kaya salju aja putihnya…
Iya,…emang keliatan kayak salju banget!
Wow keren amat! Baru pertama kali liat terasering yg dari batu kapur!
Tandain dulu masukin list kalau ke Turki.