Kalau kemarin kami sudah bahas Rekomendasi Coffee Shop di Malang, sekarang waktunya bahas kuliner yang sempat kami cicipi selama 6 hari di Malang. Tema kuliner yang kami coba selama di Malang kali ini adalah kuliner jadul yang sudah lama eksis, bahkan sebagian sudah ada sejak puluhan tahun. Meskipun tidak semua tempat tersebut populer karena mungkin terkesan kuno, namun buat kami yang bukan warga Malang sangat menarik mencicipi kuliner lokal tersebut.
Silakan disimak siapa tau bisa jadi pegangan buat yang belum pernah ke Malang atau barangkali ada tempat-tempat yang sebelumnya tidak diketahui.
1. Depot Gang Djangkrik
Rumah makan yang sudah lama berdiri ini berupa sebuah bangunan besar di pinggir jalan raya. Sebagian besar menunya adalah Chinese food, namun alasan utama kami ke sini adalah ingin mencicipi Cwie Mie yang katanya makanan khas Malang. Sebagian besar Cwie Mie biasanya halal karena toppingnya berupa suwiran ayam, namun di Depot Gang Djangkrik ini mereka ada menu Cwie Mie non-halal dengan topping babi merah, samcan dan irisan ayam panggang serta baso ikan.
Cwie Mie Pangsit Special: Rp 48.000 (+PPN 10%)
2. Sego Goreng Resek
Sempat bingung cara pelafalan “Resek” ini, yang ternyata kalau dalam bahasa lokal arti resek ini adalah sampah. Penamaan sego resek (nasi sampah) ini bukan karena bentuk ataupun isi nasinya, melainkan karena katanya dulunya lokasi tersebut dekat dengan Tempat Pembuangan Sampah. Sego Resek ini bentuknya adalah nasi goreng yang dibuat pakai banyak sekali bumbu halus dan potongan sayuran kol. Mereka masaknya masih pake kompor arang dan menggunakan wok yang besar sekali. Setelah itu bisa pilih mau pakai topping: ayam suwir, telur, sayap, kepala, dll.
Sego resek hanya buka sore hingga malam atau sampai habis. Jam 5 sore mereka buka dan langsung sudah banyak antrian. Banyak yang beli untuk dibawa pulang tapi ada beberapa meja dan bisa makan di sana. Lokasinya di bawah tenda di pinggir jalan.
Nasi goreng ayam suwir + telur: Rp 15.000
3. Depot Hok Lay
Satu lagi rumah makan jadul di Malang, tapi kali ini tempatnya kecil. Mereka cuma ada 6 meja sehingga kalau datang pas lagi rame mesti sabar nunggu meja. Menu di sini cukup simple, dengan menu populer adalah Cwie Mie dan Lumpia Semarang. Walaupun namanya Lumpia Semarang, isinya agak sedikit berbeda dengan Lumpia Semarang di Semarang. Di sini lebih banyak parutan wortel dan disiram saus sweet chili.
Selain makanan tersebut, yang bikin kami penasaran adalah di sini ada Fosco yang katanya cuma ada satu-satunya di sini. Fosco adalah semacam minuman es coklat yang rasanya agak asin dan disajikan menggunakan botol Coca Cola. Awalnya memang agak kaget dengan rasa asinnya, tapi lama-lama ga terlalu kerasa asin koq. Menarik!
Pangsit Cwie Mie: Rp22.000; Lumpia Semarang: Rp22.000; Fosco: Rp15.000
4. Tahu Lontong Lonceng
Berikutnya adalah kuliner lokal yang mungkin sebenarnya ada banyak di mana-mana. Kami pilih Warung Tahu Lontong Lonceng yang ada di Jalan Martadinata. Menu di sini adalah tahu telur lontong yang disiram dengan bumbu kacang dan kecap manis. Sebetulnya bumbu originalnya menggunakan petis, tapi kalau tidak suka petis bisa rikues tanpa petis. Tahunya dipotong kecil-kecil dan dikocok bersama telur kemudian digoreng, ditambah potongan lontong, sejumput toge dan setumpuk kerupuk. Maknyus!
Tahu Lontong Lonceng: Rp13.000
5. Orem-orem
Mungkin banyak juga yang belum tau tentang makanan ini. Menurut kami makanan ini menarik karena berbahan dasar tempe namun bisa dikreasikan menjadi sebuah sajian utuh. Pada dasarnya orem-orem ini adalah potongan lontong yang diberi topping remahan tempe, toge kemudian disiram dengan kuah santan gurih. Biasanya kalau makan orem-orem bisa tambah topping mendol yang juga merupakan olahan tempe ataupun perkedel kentang. Enak!
Orem-orem: Rp10.000 (tambah perkedel kentang + mendol jadi Rp13.000)
6. Bakso President
Katanya belum afdol ke Malang kalo belum makan baksonya. Memang ada banyak tempat makan bakso lain di Malang yang mungkin lebih enak, tapi kami penasaran dengan Bakso President yang katanya sudah ada sejak dulu dan lokasinya yang menarik (di pinggir rel kereta api). Sayangnya waktu kami ke sana sore menjelang malam bakso campurnya sudah habis. Jadi kami cuma sempat mencicipi seporsi bakso biasa, bakso goreng dan bakso bakarnya. Menurut kami rasanya cukup enak dan vibe-nya menarik.
1 porsi bakso isi 5: Rp25.000; Bakso goreng: Rp4.000; Bakso bakar: Rp20.000 per tusuk (+PPN 10%)
7. Sate Gebug
Apa istimewanya Sate Gebug ini? Mereka menggunakan potongan daging besar-besar tapi saat dimakan empuk karena dagingnya dipukul-pukul dulu. Kami sangat suka bumbunya yang meresap ke daging yang juicy. Setusuk satenya memang agak mahal harganya, tapi menurut kami sebanding karena kualitas dagingnya yang bagus. Selain sate, di sini kami juga sempat mencoba nasi rawonnya. Warnanya tidak segelap rawon pada umumnya tapi rasanya masih cukup kaya.
Sate tanpa lemak: Rp35.000, Nasi Rawon: Rp25.000
8. Ronde Titoni
Beralih ke dessert, karena Adam suka yang manis-manis setelah makan malam, kami mampir ke Ronde Titoni, sebuah warung kecil yang menyajikan ronde sejak 1948. Warungnya sederhana tapi selalu ramai karena banyak orang yang nongkrong sambil ngeronde. Kami coba Ronde Campur dan Angsle. Kalo ronde campur isinya ronde dengan taburan kacang serta kuah jahe bening, angsle isinya kacang ijo, pacar cina, potongan roti tawar dan kuahnya warna putih susu. Tapi keduanya sama-sama kenceng banget jahenya!
Ronde Campur / Angsle: Rp10.000
9. Kedai Putu Lanang
Kuliner yang terakhir ini adalah jajanan malam yang sangat recommended. Lokasinya cuma berupa meja di pinggir jalan kecil dengan menu utamanya adalah putu. Konon katanya kedai ini udah ada sejak 1935. Putunya dibuat fresh dan kelapanya juga diparut fresh di tempat sehingga terasa banget masih juicy. Kami beli seporsi yang campur-campur dengan isi 2 putu, 2 klepon, 2 lupis dan 2 cenil. Ditaburi kelapa parut segar kemudian disiram dengan gula merah kental yang tidak pelit. Wajib cobain deh pokoknya!
Seporsi campur-campur: Rp15.000
Jadi…kuliner mana yang paling pengen kamu cobain di Malang? 😉
Ini bakal aku jadiin referensi kalo nanti ke malang lagi. Trakhir kesana, jujurnya kecewa Ama kuliner yg dicoba, termasuk bakso president itu. Tapi mungkin Krn keterbatas waktu, jadi ga bisa terlalu eksplor tempat2 kuliner lain mba.
Kalo nanti kesana lagi, bener2 mau serius nyarinya ?. Aku penasaran Ama yg sate gebuk . Kayaknya ENAAAK ?
ehehe…cobain aja, let us know 🙂
Sori, aku lupa kalo blog ini ga bisa pake emoticon. Jadi berubah tanda tanya tiap pake emot ya :D.