Sebenernya udah lama pengen sharing tentang ini karena selalu banyak yang nanya, tapi belum ada inspirasi sampai akhirnya ‘terpaksa’ ditulis gara-gara topik ini jadi topik utama saat voting topik apa yang perlu diprioritasin buat ditulis. So here we go, melalui tulisan ini kami tidak bermaksud menggurui ya. Cuma sharing berdasarkan pengalaman pribadi dan observasi dari kasus-kasus penolakan visa yang pernah kami baca/dengar.
Sebelum bahas tentang apply visa, perlu diketahui kalau tiap negara punya aturan sendiri mengenai visa dan proses mendapatkannya juga beda-beda. Jadi sebaiknya cari tau dulu tentang negara yang dituju, apakah perlu visa, bagaimana proses apply-nya, dll. Jangan cuma posting pertanyaan “Share dong cara apply visa ke Singapur.” Ketauan banget ga tau apa-apa soal negara yang dituju.
Secara singkat, beberapa tipe kebijakan apply visa untuk WNI di antaranya:
- free visa, contoh: semua negara ASEAN (Singapur, Thailand, Malaysia, Laos, Kamboja, dll), Belarus, Fiji, Kolombia, Peru, Ekuador, Chile, Serbia, dll.
- VoA (visa on arrival), contoh: Maldives, Nepal, Sri Lanka
- e-visa (dilakukan secara online), contoh: Moldova, Oman, Tajikistan, Ukraina
- apply visa secara online tanpa wawancara: Australia
- wajib submit dokumen dan hadir untuk biometrik (tidak ada wawancara): negara-negara Schengen*
- apply visa secara online tapi wajib wawancara: Amerika Serikat
*) Untuk apply visa Schengen itu sendiri beda-beda lokasinya tergantung negara yang dipilih untuk mengajukan visa. Sebagian besar melalui VFS, ada yang melalui TLS (Perancis), BLS (Spanyol) dan ada juga yang langsung ke kedutaannya (Italia).
Selain itu masih ada beberapa pengecualian yang sebenernya agak ribet, misalnya free visa ke negara-negara Balkan kalau sudah punya Visa Schengen, free visa (cuma harus apply travel authorization permit secara online) ke Taiwan kalau sudah punya visa negara-negara besar seperti US, Canada, Australia, Schengen. Masih banyak lagi aturan pengecualian lainnya yang perlu riset detail. Jangan sampe ditolak terbang gara-gara kurang riset.
Wokeh, kalo gitu kita langsung masuk ke pembahasan tentang apply visa secara general. Kalau misalnya kami ditanya “Bagi tips supaya aplikasi visa lancar”, beginilah kira-kira jawaban kami:
1. Jujur
Yang satu ini sih udah mutlak ya. Kenapa mesti jujur? Karena kalo ga jujur resikonya:
- ribet. Kalo ga jujur berarti mau menutupi sesuatu yang artinya mesti bikin cerita lain yang mungkin mengharuskan untuk bikin fake booking, ngarang cerita, bikin itin palsu, dll.
- deg-degan. Biasanya kalo ga jujur suka deg-degan takut ketauan boongnya. Memang ga selalu ketauan dan banyak yang sudah membanggakan diri kalau ga ketauan. Tapi pasti ada deg-degannya sebelum semua berlalu. Pengecekan apakah ada kebohongan bisa dilakukan mulai dari saat apply visa, saat mendarat dan pengecekan imigrasi di negara tujuan, dan ada juga yang ketauan boong saat mau apply visa berikutnya (setelah visa tsb expired).
- deportasi &/ blacklist. Mungkin ga terlalu banyak yang sampai kena begini, tapi ada koq.
2. Lebih baik lebih dari pada kurang
Tips yang kedua ini seringkali kami sampaikan pada orang yang mau apply visa. Banyak orang yang sangat kaku berpatokan pada syarat yang ‘tertera’, padahal dalam urusan apply visa yang paling penting adalah meyakinkan kalau kalian memang berhak mendapat visa.
Satu contoh adalah dulu beberapa tahun lalu ada yang pernah ‘konsul’ sama kami gara-gara visanya ke negara A ditolak padahal sudah pakai agen. Waktu kami tanya, tujuannya ke negara A mau apa, dia bilang mau nonton konser dan sudah beli tiket konsernya. Konon katanya tujuan utamanya adalah memang mau nonton konser dan dari segi finansial sangat lebih dari syarat. Namun dalam surat penolakan tersirat kalau mereka tidak percaya tujuan kunjungannya genuine.
Waktu kami tanya, bukti kalau sudah punya atau beli tiket konsernya dilampirkan ga? Dia bilang ga, ga diminta sama agennya. Bahkan kemungkinan dalam aplikasi tersebut ga dibilang kalo tujuan dia ke negara A adalah mau nonton konser. Lah…piye toh? Kami bilang itu bukti penting. Coba apply lagi pake bukti itu, masih keburu koq. Akhirnya dia apply lagi sendiri (tanpa agen) dengan melampirkan bukti tiket konser dan visa approved! Simple toh solusinya.
Jadi moral of the story: lebih baik lampirkan kalau memang dianggap memperkuat alasan tujuan kunjungan, walaupun ‘ga diminta’ sama syarat yang tertera.
3. Jangan percaya pengalaman orang lain
Ini maksudnya gimana? Begini loh, tiap orang punya kondisi yang berbeda-beda saat apply visa dan apa yang mereka ceritakan saat visa mereka ditolak ataupun diterima belum tentu cerita lengkap. Loh, tapi kan syaratnya sama? Berarti harusnya keputusan visanya sama kalau kondisinya sama?
Ambil contoh paling umum adalah syarat financial. (Nanti akan kami bahas lebih detail di poin nomor 5). Banyak orang yang bertanya “berapa syarat minimal tabungan untuk apply visa xxx?” Kemudian jawaban yang keluar sudah pasti beragam. Ada yang bilang 50 juta (misalnya), kemudian ada yang bilang “kemarin saldo saya cuma 15 juta diapproved koq.” Nah lho, kamu percaya sama yang 50 juta apa yang 15 juta? Nanti kalo kamu apply dengan saldo 20 juta terus ditolak terus nyalahin si yang di-approved dengan saldo 15 juta?
Jadi gini, si empunya saldo 15 juta mungkin diapproved karena ada kondisi lain yang tentunya ga dia ceritakan secara detail karena inti pertanyaannya kan tentang saldo, jadi dia jawab berdasarkan pengalaman dia. Tidak salah tentunya. Tapi mungkin kamu ga tau kalo dia traveling dalam kelompok yang sudah jelas itinnya, semua akom sudah dibooking, tidak perlu ada biaya lain saat di sana karena sudah ada yang menanggung cost selama di sana, atau mungkin dalam rangka urusan kantor yang dijamin oleh perusahaan tempat dia kerja.
Kan banyak banget faktor pertimbangan lainnya, bukan cuma urusan syarat finansial aja. Jadi, intinya jangan terlalu percaya kalo si A ngomong begini begitu, bukan berarti dia bohong, tapi semata-mata karena kondisi tiap orang berbeda-beda saat apply. Ojo dibandingke!
4. Apply sesuai aturan, jangan shop around
Ini merujuk pada urusan visa Schengen. Ada 26 negara yang termasuk dalam cakupan Schengen area. Udah bukan rahasia lagi kalau ada anggapan kalau beberapa negara dianggap lebih mudah memberikan visa dibanding negara lainnya. Sebut saja negara B. Nah…sejujurnya kami belum pernah apply visa Schengen lewat negara B tersebut, tapi dari pengalaman 7x apply visa Schengen melalui negara-negara lain selain negara B, semuanya di-approved tuh.
Ada lagi yang bilang negara B bukan cuma lebih gampang ngasih visa, tapi juga lebih baik hati karena suka ngasih visa dengan durasi panjang sampai sepanjang masa paspor berlaku, bukan cuma 15 hari, 1 bulan, 3 bulan atau kadang ngepas sejumlah hari dalam itinerary. Kami memang tau banyak orang yang dapat durasi panjang melalui negara B, tapi ga semua koq. Baru-baru ini aja beberapa teman kami apply lewat negara B dan cuma dikasih 45 hari.
Yang artinya, balik lagi seperti yang dibahas di poin nomor 3, kondisi orang itu beda-beda. Ga semua orang yang apply lewat negara B pasti diapproved dan dikasih durasi panjang. Balik lagi ke pertimbangan mereka apakah kalian dianggap layak untuk menerima visa dan durasi panjang.
Kalau shop around, berarti kalian akan melanggar poin nomor 1 karena aturan apply visa schengen itu cuma ada 1 alias ga pilih-pilih. Buat yang belum tau, aturan yang benar untuk apply visa Schengen adalah melalui:
- negara yang paling lama durasi kunjungannya, ATAU
- kalau ada 2 negara yang sama jumlah hari kunjungannya, pilih apply lewat negara yang pertama kali dikunjungi di area Schengen.
Nah…aturan ini banyak yang salah kaprah karena cuma mengambil sepotong syaratnya saja yaitu: negara terlama yang dikunjungi atau negara yang pertama kali masuk area Schengen. Jadi misalnya ada yang apply lewat negara A karena itu negara pertama yang dimasuki di area Schengen, padahal negara terlama adalah negara C, ya ga diterima. Harusnya apply lewat negara C.
5. Syarat keuangan: bukan (cuma) tentang saldo
Nah ini bahasan paling seru karena selalu jadi pertanyaan besar. “Minimal saldo berapa?” Sebenarnya di beberapa website kedutaan/konsulat negara-negara Schengen ada koq tertulis syarat keuangan. Misalnya untuk Spanyol syarat keuangan adalah 95 Euros per hari. Dan syarat ini berlaku kalau belum ada bookingan akomodasi. Jadi tinggal dihitung saja secara logika mesti punya tabungan berapa untuk mengcover perjalanan kalian selama xx hari di negara xx.
Kalau mau ngulik, ada koq dokumen yang menyatakan syarat finansial yang harus ditunjukkan untuk masing-masing negara. Silakan intip di sini ya.
Balik lagi ke judul poin nomor 5 ini, sebenarnya yang dipertimbangkan bukan cuma tentang saldonya melainkan cashflow yang terlihat normal. Makanya mungkin sering denger saran kalau mau apply visa rapihin dulu rekening bank-nya, jangan sampai tiba-tiba ada nominal besar yang masuk karena akan dicurigai ada suntikan dana khusus untuk memenuhi syarat finansial.
Sebenernya yang mereka cek simple aja koq, mereka cuma pengen orang yang berangkat memang secara mutlak mampu memenuhi kebutuhannya selama perjalanan. Jangan sampai sudah di sana kemudian kekurangan dana dan bikin masalah dengan kerja ilegal atau jadi imigran gelap. Sedangkan kalau ada suntikan dana mendadak akan dicurigai kalau itu bukan uang kamu melainkan pinjam sana sini cuma supaya saldonya kelihatan ok.
Jadi, solusinya simple aja toh. Tunjukin rekening bank yang memang aktif dan cashflow-nya baik. Oh ya, satu lagi, kalau memang punya lebih dari 1 rekening, masukin juga lah. Kan ga ada batasan cuma boleh masukin 1 rekening bank. Loh kan 1 juga udah cukup, ngapain pamer yang lain? Tujuannya bukan pamer tapi menunjukan secara benar kondisi finansial kamu. Karena kadang ada hal-hal yang mereka analisa yang buat kamu tuh ga kepikiran.
Contoh kasus: ada teman apply visa ke negara X, dia masukin rekening bank di mana memang di sana numpuk tabungannya. Dia punya rekening lain di mana yang itu dipake untuk transfer masuk gaji dia secara rutin. Tapi karena selalu dipake dan dipindahin, rekening tersebut kosong (sedikit nominalnya) sehingga dia pikir ga relevan masukin rekening itu sebagai bukti finansial. Alhasil visanya ditolak dengan alasan cerita tentang income dan tabungannya tidak sinkron.
Paham ya sekarang?
6. Pakai agen atau apply sendiri?
Bahasan yang terakhir ini juga menarik. Sebenarnya peran agen adalah mempermudah pengurusan aplikasi visa, bukan berarti mereka menjamin kalian pasti akan dapat visa. Karena kadang ada yang komen “pakai agent aja” dengan asumsi mereka pasti bisa bantuin kamu dapet visa.
Agen sangat berguna buat kamu yang sibuk dan ga ada waktu buat bolak-balik ke kedutaan atau VFS/TLS/BLS atau buat hunting slot appointment. Agen juga sangat membantu buat kamu yang ga ngerti atau ga mau ambil pusing soal proses apply visa. Pokoknya bayar, kasih tau butuh dokumen apa aja, tau beres aja.
Tapi agen ga punya magic power yang bisa bikin visa kamu approved. Makanya agen juga ga berani jamin 100% visa pasti approved. Yang ada paling agen yang rajin vs agen yang malas. Agen yang malas biasanya cuma kasih daftar dokumen yang dibutuhkan, kita submit, mereka masukin seadanya yang kita kasih. Kalau ada kurang juga dia ga ngecek, tau-tau diminta sama kedutaan atau langsung visanya ditolak.
Agen yang rajin biasanya lebih rajin ngecek syarat, kalo ada yang kurang dia bakal minta sebelum submit. Ada lagi agen yang bisa bantuin kamu bohong dengan cara bikinin fake booking waktu kamu apply dari negara yang tidak seharusnya. Intinya mereka cuma bisa usaha, yang tau hasilnya cuma Tuhan dan kedutaan negara yang bersangkutan.
Satu lagi concern tentang agen dari pengalaman kami adalah kurangnya koneksi pribadi antara agen dengan klien. Jadi biasanya semua aplikasi diperlakukan sama asal dokumen syarat lengkap. Padahal kadang ada situasi khusus di mana akan lebih baik kalau disebutkan atau lebih baik lagi dijelaskan melalui statement khusus. Karena ga semua orang apply visa tujuannya sesimple jalan-jalan biasa. Ada yang kadang aktivitasnya berbeda sehingga aplikasinya juga perlu dihandle dengan lebih detail.
Balik lagi, tergantung agennya. Kalau memang bisa dapat agen yang baik, rajin, sudah kenal secara pribadi sehingga aplikasi bisa dihandle dengan lebih personal, itu ok. Tapi kalau lihat agen yang biasanya bawa setumpuk (beberapa puluh ) aplikasi di konter-konter VFS/TLS/BLS, biasanya aplikasi kalian akan diperlakukan secara general. Which is not bad kalau memang tujuannya juga general.
Kayaknya udah cukup jelas ya serba-serbi apply visa ini. Mudah-mudahan berguna untuk kelancaran aplikasi visa kalian ke negara mana pun. Intinya sebenernya simple aja kan: jujur dan lengkapi persyaratan dokumen sebaik mungkin. Good luck buat semua yang sedang dalam proses apply visa dan juga yang sedang dalam persiapan untuk mengajukan visa. Semoga approved semua ya. AMIN!!
Menarik banget mbak. Saya kemarin baru apply Schengen dan mengaplikasikan banyak tips di postingan ini. Alhamdulillah dapat. Setuju dengan semua postingannya dan semoga teman-teman lain yang apply visa bisa dilancarkan proses visanya.
Congrats buat visa schengennya. amiin…semoga yang lain juga lancar2 ya visanya!
Mbak cipu Suaib maaf mau tanya ,mbak nya apply sudah brp lama mba ?
Ada temen saya apply dr tgl 27bulan April sampai sekarang belum dapat slot ?
Mohon di jawab mba ,terimakasih