Pamukkale, Turki: Gunung batu kapur dan kolam terasering

By December 22, 2013November 21st, 2014Turki
Pemandangan Pamukkale dari puncak

Kata ‘travertines’ seringkali digunakan untuk menggambarkan Pamukkale. Namun istilah tersebut memang cukup spesifik dan sepertinya tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu lebiih baik saya gambarkan saja sendiri Pamukkale dengan kata-kata sendiri. Mudah-mudahan bisa terbayang sebelum melihat gambarnya 😉

Pamukkale - terlihat seperti ski resort

Pamukkale – terlihat seperti ski resort

Bayangkan gunung kapur raksasa yang terbentuk dengan tempaan dari aliran sumber mata air panas natural. Akibat aliran air selama beratus-ratus tahun, banyak kolam-kolam yang terbentuk secara natural. Jika dilihat dari atas, bentuknya seperti terasering yang berundak-undak, namun warnanya serba putih. Konon katanya kolam-kolam tersebut digunakan oleh raja-raja pada masa kerajaan Romawi kuno untuk berendam. Pengunjung pun dulunya bisa berendam di kolam-kolam alami tersebut, namun baru-baru ini dipasang larangan untuk berenang ataupun berendam di sana. Alasannya adalah karena berkurangnya sumber air panas yang mengalir sehingga kolamnya menjadi sangat dangkal.

Kolam berundak-undak di Pamukkale

Kolam berundak-undak di Pamukkale

Pengunjung hanya bisa berenang di Antique Pool, yang memang antik karena kolamnya alami dengan sisa-sisa tiang kolom bangunan yang runtuh dan tumpang tindih di dasar kolamnya. Cukup dalam memang, karena itu mereka menyediakan tali tambang yang terbentang dari satu sisi kolam ke sisi lainnya supaya pengunjung bisa berpegangan dan tidak kecapekan karena kakinya tidak bisa berpijak. Airnya pun unik karena mengandung banyak mineral (PS: kami sempat cicip dan rasanya seperti minum air rasa besi 😉

Kolam renang yang dasarnya berupa reruntuhan

Kolam renang yang dasarnya berupa reruntuhan

Beberapa kolam yang sudah kering karena kurangnya suplai air

Beberapa kolam yang sudah kering karena kurangnya suplai air

Aliran air hangat - enak untuk berendam kaki

Aliran air hangat – enak untuk berendam kaki

Tips Mengunjungi Pamukkale

Jangan menggunakan sepatu karena sepanjang area travertines tidak boleh menggunakan alas kaki. Jadi daripada berat menenteng sepatu dan nantinya kakinya juga basah, lebih baik pakai sendal jepit saja. Walaupun telihat putih mulus, permukaan batu yang dipijak bisa cukup tajam karena kontur yang terbentuk oleh aliran air. Hati-hatilah berpijak apalagi jika memasuki area kolam karena kadang ada endapan kapur dan permukaannya sangat licin jika ada lumut.

Permukaan gunung kapur yang tidak rata

Permukaan gunung kapur yang tidak rata

How to get there

Kota terdekat untuk mencapai Pamukkale adalah Denizli. Kami naik kereta dari Selcuk ke Denizli kemudian naik minibus lokal (setiap 30 menit) menuju Pamukkale. Dari Istanbul dan kota-kota lain (Izmir, Konya, dll) juga banyak bis yang menuju Denizli.

Salah satu kolam dangkal di Pamukkale

Salah satu kolam dangkal di Pamukkale

Hati-hati dengan permukaan berlubang

Hati-hati dengan permukaan berlubang

Pemandangan Pamukkale dari puncak

Pemandangan Pamukkale dari puncak

 

Join the discussion 4 Comments

Leave a Reply