Pergidulu: 2021 Rewind

Rewind 2021

Hai hai….miris banget pas liat postingan terakhir di blog Pergidulu adalah “Pergidulu: 2020 Rewind” yang artinya setahun penuh ga ada postingan blog sama sekali. Anyway, mungkin hampir sama dengan kebanyakan orang lainnya yang selama hampir 2 tahun ini sibuk untuk survive di tengah-tengah situasi pandemi yang sampai sekarang belum berakhir juga.

Rencana kami untuk kembali ke Indonesia di awal tahun 2020 tidak terwujud karena secara tidak terduga ada Delta wave dan restriksi di Australia pun masih cukup ketat. Begitu Australia melonggarkan aturan, eh giliran Indonesia yang menetapkan aturan karantina. Dibilang membosankan, sebetulnya tahun 2021 ada beberapa yang seru juga sih. Yuk coba disimak kegiatan Pergidulu dari awal hingga akhir tahun 2021!

Januari

Awal tahun 2021 kami kembali tinggal di city untuk menikmati city lifestyle setelah sebelumnya di akhir tahun 2020 sempat tinggal di regional sambil kerja musiman di bidang agrikultur. Di city kami menghabiskan waktu dengan lari secara rutin, mumpung rutenya memiliki salah satu pemandangan termewah di dunia (Sydney Opera House dan Harbour Bridge). Selain itu kami juga rajin mengunjungi coffee shop setelah bakar kalori. Mahal donk ngopi di Sydney? Bisa diintip gambarannya di artikel ini –> Panduan Cafe di Sydney: Mahal? Baca dulu nih 

Cafe Favorit Di SydneyMeskipun tinggal di city, ada komunitas orang-orang Indonesia yang suka eksplor keindahan alam di sekitar Sydney. Buat yang suka ngikutin story di IG @pergidulu pasti pernah denger yang namanya OzIndoBushwalk. Kegiatan mereka biasanya hiking (di Aussie istilahnya bushwalking) diselingi camping. Cuma kalo mau ikut mereka lebih baik punya kendaraan sendiri. Kalo ga ada kendaraan bisa juga nebeng sih, cuma agak repot karena biasanya mereka udah ngangkut temen-temennya sendiri. Dan kadang destinasi yang dipilih cuma bisa dilewatin oleh kendaraan 4WD karena banyak anggota mereka penggemar jeep. Tapi seru sih kegiatan mereka. Di bulan Januari ini kami sempat ikut mereka camping & cobain SUP di Dunns Swamp.Camping Dunns Swamp NSwSatu lagi yang seru di bulan Januari, kami berdua ambil free course dari TAFE untuk coffee making & food hygiene. TAFE ini semacam sekolah teknik untuk orang-orang mau belajar skill kerja. Meskipun bukan punya pemerintah, TAFE ini disupport oleh pemerintah untuk membekali orang-orang yang susah dapet kerjaan. Waktu rame Covid dan lockdown, banyak orang yang di-PHK sehingga TAFE menawarkan banyak kursus singkat gratis yang bisa dipake untuk modal kerja. Meskipun belum semahir barista karena cuma belajar basic bikin espresso dan ga diajarin bikin latte art, mayan asik bisa belajar skill baru.TAFE NSW Coffee Making

Februari

Bulan Februari ini kami masih menikmati city lifestyle dan sengaja mencoba beberapa aktivitas baru, di antaranya archery dan golf (driving range). Lumayan menarik kegiatan archery (panahan) yang berlangsung selama 1.5 jam ini, ada pelatih yang mengajarkan teknik memanah dengan benar dan aman. Biayanya $25 per orang. Worth it banget & seru!Archery Di Sydney Olympic ParkAwalnya Susan mau cari volunteering position di RSPCA (organisasi pelindung hewan), namun karena lokasi shelter biasanya agak jauh dari pusat kota jadinya ambil kesempatan bantu volunteering untuk acara penggalangan dana RSPCA. Kegiatannya adalah pop-up op shop di bulan Maret. Jadi selama bulan Februari para volunteer membantu mensortir sumbangan pakaian yang akan dijual di event tersebut. Another new experience for me!Pop Up Op Shop RSPCA NSWMasih semangat dengan penawaran kursus gratis dari TAFE, kali ini Susan ambil lagi kursus gratis lain yaitu Product Presentation Photography Class. Sebenernya yang diincer dari kursus ini adalah editing menggunakan Photoshop, namun sayang saya tidak menyelesaikan kursus ini karena jadwal kursus sempat terpotong libur Paskah sementara kami sudah harus meninggalkan city di bulan Maret. Tapi udah lumayan belajar dikit sih tentang ilmu editing pake Photoshop.TAFE Product Photography Presentation

Maret

Sekitar pertengahan Maret kami cabut dari city dan kembali Blue Mountains. Buat yang belum tau, kami tidak punya rumah di Australia. Selama di city kami mengorek tabungan kami sewa apartemen demi menikmati gaya hidup kota metropolitan (baca: ngafe). Oleh karena itu kami ga bisa terlalu lama ngabisin duit buat bayar akomodasi kalau ga dibarengi dengan kerja. Balik ke Blue Mountains kami tinggal di rumah papanya Adam alias gratis 🙂

Mumpung Blackheath (suburb di Blue Mountain) lumayan dekat dengan lokasi shelter RSPCA di Katoomba, Susan ambil kesempatan lagi untuk volunteering di shelter. Kali ini kegiatannya berhubungan langsung dengan binatang penghuni shelter. Dimulai dengan bersih-bersih kandang area di cattery, kalau sudah selesai bisa main-main dengan para kucing di sana. Selain itu kadang saya juga diminta bantu foto para binatang supaya bisa ditampilkan di website untuk diadopsi.Volunteering RSPCA KatoombaTahun 2020 seharusnya kami ikut lari 12K namun karena lagi rame Covid akhirnya event diundur setahun (!!!) Tahun 2021 dengan segala batasan yang ada akhirnya event lari ini adalah salah satu event lari yang berhasil dijalankan dengan sukses. Apa serunya event lari ini? Selain jaraknya yang lumayan challenging buat kami, jalurnya juga melewati kebun binatang. Pretty cool run!Lari 12K Lewat Kebun Binatang

April

Setelah dari Maret 2019 ‘terjebak’ di NSW, akhirnya di bulan April 2020 ini kami berhasil keluar dari NSW karena ada tawaran housesitting di Tasmania. Lokasi rumahnya di Westbury, strategis sekali untuk eksplor area central north dan north west yang belum sempat kami ulik saat ke Tasmania tahun 2018 lalu.

Meskipun durasi housesitting cuma 10 hari, kami sempat mengunjungi banyak tempat menarik karena Tasmania tidak terlalu besar pulaunya. Westbury ini dekat dengan Launceston, yang biasanya jadi alternatif penerbangan dari Sydney kalau tidak mau terbang ke Hobart. Jadi kalau misalnya sudah pernah eksplor Hobart dan sekitarnya, mungkin bisa coba eksplor Launceston dan sekitarnya.

Beberapa destinasi yang kami rekomendasikan untuk diekspor sekitar Launceston:

Launceston – ada Cataract Gorge & Tamar Island Wetland.Tamar Island Wetland Launceston

Devonport – kota kecil di pinggir laut, ada mercusuar cantik di atas bukit.Devonport Tasmania

Grindelwald – areanya cantik, ada sebuah komplek perumahan yang dibuat bertema Swiss village.Grindelwald Tasmania

The Nut (Stanley) – bisa naik chair lift dengan pemandangan lautStanley The Nut Tasmania

Penguin – kota kecil yang cantik, ada “The Big Penguin” dan dekorasi bernuansa pinguin lainnya.Penguin Tasmania

Sheffield – kota kecil cantik yang ada banyak muralSheffield Tasmania

Central Plateau – area dataran tinggi, banyak spot menarik yang bisa dikunjungi di antaranya Liffey Falls & Pine Lake.Pine Lake Tasmania

Bridestowe Lavender Farm di area NabowlaBridestowe Tasmania

Bridport – sebuah kota kecil di pinggir laut, ada area dengan batuan granit yang ditumbuhi lumut berwarna orange menyala. Mirip dengan Bay of Fires.Bridport Tasmania

Cradle Mountain – our favorite spot in Tasmania. Sudah 2x ke sini belum bosan juga karena ada banyak sekali jalur hiking di area ini. Kalau dulu belum berhasil sampai puncak, kali ini kami berhasil sampai ke summit. Yay!Cradle Mountain Summit

Dari Tasmania kami kembali ke Blackheath dan sempat menikmati pemandangan musim gugur yang sepertinya makin populer dikejar oleh para pecinta foto.Musim Gugur Di Blackheath
Akhir April kami kembali housesitting di rumah yang sudah sering kami jaga. Buat yang penasaran dengan housesitting bisa baca detailnya di sini –> Housesitting – Cara Seru Hemat Biaya Akomodasi.

Mei- September

Lho…ada apa ini, koq bulan Mei dirapel sampe September? Ahaha…dari awal bulan Mei sampai menjelang akhir September kami ambil seasonal work di sebuah cotton gin (pabrik pengolahan cotton). Awalnya kami kira cuma 2-3 bulan doang, sambil nunggu border buka cari-cari kerjaan soalnya bosen banget di NSW juga ga bisa ke mana-mana gara-gara lockdown. Ternyata seasonnya tahun ini lambat karena sering hujan. Jadinya kerjaan baru beres setelah 4.5 bulan.Cotton Gin NSWIni pertama kalinya kami kerja di cotton gin dan ternyata menarik juga kerjaannya. Jam kerjanya panjang tapi karena itu gajinya juga gede. Kerjaannya ga berat dan ga susah, ga perlu skill apa-apa karena semuanya diajarin dari nol. Di sini kami ketemu beberapa orang Indonesia juga.3 Orang Indonesia Di Feeder Bay Cotton GinKalo tertarik dengan cerita kami kerja di regional, komen di kolom komentar ya. Kalau memang banyak yang pengen tau tentang seluk-beluk kerjaan santai gaji gede kayak gini, nanti kami bikinin postingan khusus soalnya kepanjangan kalo diceritain semua di sini.

September – Desember

Dirapel lagi? Hehe…buat yang ngikutin cerita kami taun lalu (2020), kami ambil kerjaan seasonal harvest di Graincorp, perusahaan yang menangani logistik hasil panen para petani gandum. Biasanya harvest itu cuma 6 minggu. Tapi karena kami pilih lokasi yang sama dengan tahun lalu, manajernya menghubungi kami dan tanya apakah kami bisa mulai kerja sebelum harvest. Jadinya selesai pamit dari cotton besoknya langsung kami pindah ke grain untuk bantu preharvest.Outloading Grain Saat Preharvest Di GrainCorpSayangnya tahun 2021 ini harvest kurang bagus untuk semua pihak akibat cuaca dan storage capacity yang kurang efisien akibat bumper crop tahun sebelumnya. Sempat kebanjiran baik di kota tempat kami tinggal maupun di lahan-lahan yang akan dipanen, harvest tahun ini sangat terlambat, pelan dan singkat. Meskipun demikian, sama seperti cotton, kami sangat merekomendasikan kerja seasonal harvest di Graincorp untuk pemasukan yang tinggi dalam waktu yang singkat. Mau diceritain detailnya juga? Komen! 😉Rute Lari Di Depan Sydney Opera House

Anyway, karena udah kelamaan kerja di regional, akhir Desember kami kembali ke city untuk hedon sekaligus persiapan kembali ke Indonesia. Woh…akhirnya balik juga nih? Rencananya sih begitu, tapi halangannya banyak. Di tengah-tengah merebaknya Omicron, aturan karantina hotel yang berubah-ubah dan test PCR berulang-ulang yang harus dilewati, mudah-mudahan kami bisa kembali ke Indonesia di bulan Januari 2022. Amin? See you in Pergidulu: Rewind 2022 next year!!

 

Join the discussion 7 Comments

  • irni says:

    Mau banget mbak dengerin cerita tentang kerjanya. Seru sepertinya lihat lihat story mbak susan

  • Marina says:

    Hai kak adam dan kak susan,
    I really love your posts.
    I met you once in Thailand and I think you’re very humble.
    Kalau boleh bisa diceritain terkait kerjaan2 yg dilakuin kak?
    Ga cuma yang harvesting, tapi juga yang volunteering. They do sound interesting.
    Anyway, have fun mudik ke Indonesia nya ya.

    • Susan Natalia Poskitt says:

      Hai Marina….waduh ketemu di Thailand berarti udah lama banget donk. Waktu itu di Thailand-nya pas dmn ya?
      Sip…nanti kami siapin infonya ya. Thank you for still following us 🙂

      • Marina says:

        Hahaha, iya udah lama banget
        Dulu di chiang mai pas loy krathong.
        It’s been fun following you soalnya kalian travellingnya banyak pengalaman serunya kaya daily life in Oz, bushwalking, house sitting.
        Semoga bisa selalu nyempetin buat sharing2 ya..

  • Jovita IP says:

    Hi Susan … duuh saya tertarik banget dengan kerja di Australia seperti yg pergidulu lakukan, seneng banget dan akan sangat bermanfaat banget buat saya pribadi kalo pergidulu mau berbagi info dan share pengalaman 🙂 … Thank You so much.Susan…

    • Susan Natalia Poskitt says:

      Hai Jovita….ok nanti kami sharing pengalaman kami kerja agri secara lebih detail ya. Semoga berguna infonya.

Leave a Reply