Pergidulu: 2023 Rewind

Rewind Goodbye Bandung

Yuhuuu…ketemu lagi sama postingan tahunan di blog Pergidulu. Masih suka baca blog ga nih? Btw, kalau diliat-liat sedih amat di tahun 2023 ini cuma ada 5 postingan baru di sini. Ini antara saking sibuknya sampe ga sempet nulis atau saking malesnya….haha. Anyway, sebenernya dengan nulis postingan Rewind ini jadi reminder aja sih kalo setaun ini tuh kita ngapain aja dan bersyukur bisa melewati setahun lagi dalam hidup ini.

Tahun 2022 lalu diakhiri dengan kesibukan bolak-balik ke Jakarta buat urus visa yang tentunya bakal dipake di tahun 2023 ini. Ada trip ke mana aja sih? Yuk disimak rangkumannya.

Januari

Pertengahan bulan Januari kami melakukan trip dadakan ke Bali dengan tujuan “survey”. Sebetulnya sudah lama kami berpikir untuk pindah dari Bandung dan pindah ke Bali, tapi pelaksanaannya selalu maju mundur karena kesibukan yang bikin kagok. Pindah ke Bali pun masih terasa abstrak karena belum tau mau di daerah mana. Jadinya selama 2 minggu tersebut kami menghabiskan beberapa hari di beberapa tempat di Bali, yaitu: Sanur, Ubud, Amed. Apakah akhirnya kami berhasil pindah ke Bali? Ikuti terus rewind ini 😉Rewind Amed BaliBeberapa hari setelah pulang dari Bali, kami berangkat ke Jepang dengan transit dulu di Hong Kong selama 3 hari karena kebetulan naik Cathay Pacific yang memang transit di Hong Kong. Kami berdua sudah pernah ke Hong Kong tapi belum pernah bersama-sama, yang artinya sudah lama banget sejak terakhir kali ke Hong Kong.Rewind Dragons Back HKTujuan ngubek Hong Kong-nya pun ga muluk-muluk, kami hanya membatasi tinggal di Kowloon dan ga jalan jauh-jauh. Dalam 3 hari kami menyempatkan diri hiking tipis-tipis ke Dragon’s Back dan tentunya cicip kuliner lokal di Hong Kong seperti: One Dim Sum, Mak’s Noodle & Hing Kee Claypot Rice.Rewind Dimsum HongKong

Februari

Tujuan kami ke Jepang kali ini adalah mengeksplor kota-kota kecil di Jepang dengan menggunakan JR Pass. Sebelumnya kami belum pernah pakai JR Pass karena selalu pikir tidak worth it bayar JR Pass mahal kalau cuma dipakai untuk beberapa kali train trip. Dalam perjalanan kali ini yang dimulai dari Osaka dan berakhir di Tokyo kami naik kereta hampir setiap 2-3 hari mulai dari Shinkansen Hayabusa maupun kereta lokalnya. Buat yang masih bingung, baca di sini –> Cara Beli JR Pass Nationwide sebelum berangkat ke Jepang. Bentuk JR PassSeru banget karena kami bisa mengunjungi tempat-tempat yang menarik namun tidak sempat dikunjungi kalau cuma jalan-jalan ke kota besarnya saja. Fokus kami di Pulau Shikoku sebelum akhirnya kembali ke Pulau Kyushu. Beberapa tempat menarik yang kami kunjungi: Vine Bridge di Iya Valley, Okunoshima Rabbit Island dan Tashirojima Cat Island. Rewind Vine Bridge JepangPulang dari Jepang kami langsung bersiap-siap untuk membawa grup jalan-jalan ke Iceland. Tujuan utama tripnya memang hunting aurora, namun kami sempat jalan-jalan dulu di Budapest selama 5 hari. Di Iceland kami menjalani road trip selama 6 hari dan beruntung karena 4 dari 6 malam tersebut tampak dancing aurora.Rewind Aurora Di Iceland

Maret

Awal Maret kami pulang dari Iceland trip tersebut melalui Paris. Dua minggu kemudian kami berangkat lagi, kali ini jalan-jalan berdua saja. Tujuannya ke Cyprus, tapi kami transit dulu 1 malam di KL dan 2 hari di Doha. Penasaran karena sudah sering transit pesawat di Doha kalau naik Qatar Airways tapi belum pernah keluar ngintip kotanya. Lumayan ada beberapa tempat yang menarik di Doha dan transportasi publiknya juga sangat bagus karena mereka baru saja membangun jaringan metro saat Piala Dunia tahun 2022 lalu.Rewind Doha QatarDi Cyprus kami sewa mobil untuk keliling pulau yang ternyata tidak terlalu besar. Cyprus menarik karena merupakan perpaduan antara Yunani dengan Turki. Bahkan ibu kotanya (Nicosia) terbagi menjadi 2 area, di mana salah satunya ada di bawah teritori Turki. Di Cyprus ada beberapa situs bersejarah yang sangat kuno dan juga ada 3 situs yang termasuk dalam daftar UNESCO World Heritage.Rewind Cyprus

April

Dari Cyprus kami terbang ke Pulau Kreta yang merupakan bagian dari Yunani dan merupakan pulau terbesar di Yunani. Pulau Kreta ini lebih besar dari negara Cyprus yang kami eksplor sebelumnya. Walaupun kami juga sewa mobil, namun karena pulaunya besar kami cuma bisa eksplor di sekitar Heraklion (ibu kota Kreta) saja. Kami sempat mengunjungi Knossos (salah satu situs bersejarah terpenting di Kreta), Matala (beach town) serta Melidoni Cave (gua yang pernah dipakai sebagai tempat persembunyian saat perang dengan Turki).Rewind Melidoni CaveSebelum pulang, kami mampir dulu ke Athena selama 2 hari dan sempat naik bukit buat menikmati sunset cantik dari Mount Lycabettus di pusat kota. Akhir April, kami beres-beres rumah di Bandung dan beberapa hari sebelum berangkat sudah titip rumah ke agent property untuk dijual. Kami titip ke agent karena kami harus kerja di Australia selama beberapa bulan, jadi supaya ada yang urus kalau ada yang mau house visit selama rumahnya kosong.Rewind Sunset Mount Lycabettus AthenaBerangkat ke Australia kali ini kami menggunakan point yang sudah lama dikumpulkan untuk upgrade ke Business Class. Yipeee!! Begitu mendarat di Sydney, langsung pindah lagi ke pesawat kecil untuk terbang ke Coffs Harbour karena Adam dapat rental mobil murah dari sana. Selanjutnya lumayan padat jadwal kegiatan selama beberapa hari sebelum mulai kerja, di antaranya untuk medical check dan ambil forklift license.Rwind Forklift License Course

Mei

Masih ingat tempat kami kerja cotton tahun lalu? Intinya kami balik kerja cotton di tempat yang sama, tinggal di caravan park yang sama dan kerja dengan posisi yang sama. Caravannya agak beda sedikit sih karena kami upgrade ke caravan yang ada toilet & showernya. Lumayan kalo ujan ga usah lari-lari ke communal block. Kerja tahun ini kami sudah menyiapkan mental karena kali ini kami mulai dari start of the season. Kalau tahun lalu kan cuma kebagian ujungnya doang selama 6 minggu.Rewind Caravan Park Dalby

Juni

Sama seperti tahun lalu, kerjaan di cotton sangat diminati karena selalu long hours dan stabil. Dari awal langsung kerja 12 jam per hari. Cuma rosternya aja agak beda, kalau tahun lalu 6 days on 1 day off, kali ini di awal season rosternya 11 days on 3 days off. Agak kurang enak karena panjang banget mesti kerja 11 hari non-stop dan liburnya agak kelamaan (3 hari dan selalu di hari jumat-sabtu-minggu).Rewind Yard CrewTapi gara-gara itu kami sempet melipir ke Brisbane yang cuma 3 jam driving dan nginap 2 malam di sana buat sekalian merayakan 11th wedding anniversary kami.Rewind Brisbane LuneSelain jalan-jalan ke Brisbane, di day off lainnya kami juga sempat hiking di Bunya Mountains National Park, taman nasional yang paling dekat dengan Dalby. Ada banyak rutenya dengan tujuan melihat beberapa air terjun.Rewind Bunya Mountain NP

Juli

Di bulan Juli, rosternya berubah dari 11on 3off jadi 8on 2off. Intinya, tiap 10 hari kalender kami libur 2 hari. Dan sistemnya jadi rolling roster di mana tidak semua orang kena libur di hari yang sama karena dengan sistem ini gin (pabriknya) berproduksi non-stop selama 24/7. Sebelum roster dimulai, kami kebagian 5 hari libur sehingga kami sempat ngubek Main Range National Park dengan jalur hiking yang santai ke puncak bukit dengan pemandangan cantik.Rewind Main Range NP

Agustus

Memasuki bulan ke-4 kerja 12 jam per hari, kondisi fisik & mental sudah mulai kena fatigue. Dengan libur yang cuma 2 hari, kami jadi jarang ngubek destinasi hiking lagi, mending dipakai buat istirahat, cuci baju dan masak menu seminggu ke depannya 😉 Rewind Yard Crew Dalby

September

Bulan September adalah bulan yang cukup padat karena ada perpindahan antar beberapa benua. Tanggal 10 September adalah hari terakhir kami kerja di QC Dalby. Walaupun season belum selesai, kami terpaksa pamit duluan karena sudah ada jadwal kegiatan yang tidak bisa diganggu-gugat. Sedih banget karena di akhir season justru makin banyak teman-teman orang Indonesia yang kerja bareng di sini. Rewind Last Day CottonDari Queensland kami kembali driving ke NSW untuk beres-beres taruh perlengkapan kerja di rumah papanya Adam di Blackheath dan urus visa schengen ke Konjen Spain di Sydney. Sebelum terbang balik ke Jakarta, Susan sempat ikutan acara Sydney Marathon 10K bersama beberapa teman di Sydney.Rewind Sydney Marathon 10KBegitu sampai Jakarta kami langsung pulang ke Bandung karena keesokannya kami cuma punya waktu 1 hari penuh untuk beres-beres dan berangkat lagi. Ke manakah kali ini? #CaminoDulu kloter 3!! Yes…ga kerasa ini udah grup ketiga yang kami bawa untuk jalan kaki Camino de Santiago di Spanyol. Dan kali ini pesertanya juga makin banyak, yaitu 14 orang. Kloter 3 ini ambil rute Camino Frances selama 11 hari (258km) dari Astorga yang rupanya lebih banyak diminati dibanding yang hanya 5 hari (115km) dari Sarria.

Oktober

Setelah selesai mengantar grup #CaminoDulu kloter 3, kami terbang ke Vigo dari Madrid dengan tujuan menjajal rute baru Camino Portugues. Awalnya kami berencana menjalani Camino Portugues dari Porto dengan waktu tempuh sekitar 11 hari. Namun karena kami harus mengubah tanggal kepulangan kami ke Jakarta jadi lebih awal, kami tidak punya cukup waktu untuk jalan dari Porto. Akhirnya kami jalan dari Valenca do Minho yang lokasinya ada di perbatasan antara Portugal dengan Spanyol.Rewind Camino PortuguesSebelum jalan Camino Portugues kami sempat rehat sekaligus intip beberapa kota seperti Vigo (Spanyol) dan Braga (Portugal). Pada akhirnya kami “cuma” jalan sekitar 118km sebelum Santiago de Compostela dari arah Portugal. Cukup buat dapet sertifikat lah….hehe. Rencana jalan kaki ke Finisterre pun dibatalkan karena waktu itu cuaca lagi jelek, hujan lebat setiap hari sampai banjir.Rewind BragaOh lupa cerita ya, sekitar tanggal 19 Sep waktu kami masih ada di Sydney, kami sudah ada deal dengan buyer yang mau beli rumah kami. Semuanya diurus agent jadi kami tinggal tanda tangan AJB saja di akhir Oktober. Alasan itulah yang menyebabkan kami harus mempersingkat penjajalan rute Camino Portugues kami. Jadi begitu pulang dari Eropa, besoknya kami ke notaris dan dikasih waktu 3 minggu untuk kosongin rumah dan serah terima kunci. Wihiiii!!!

November

Selama kurang lebih 2 minggu kami beres-beres kosongin rumah dan berhasil kirim barang beberapa hari sebelum deadline serah terima kunci. Kami sangat berterima kasih atas bantuan teman kami, Mita, yang bersedia menjadikan rumahnya sebagai tempat penitipan sementara barang-barang kami sebelum mendapatkan tempat. Iya, jadi kami pindah ke Bali sebelum tau mau tinggal di mana alias belum ada tempat (rumah). Hehe….nekad ya?Rewind Last Day At Bandung HomeAnyway, untuk detail proses pindah rumah dari Bandung ke Bali mudah-mudahan segera ada panggilan hati untuk ditulis dalam postingan terpisah karena lumayan panjang juga ceritanya. Intinya, seminggu pertama kami tinggal di sebuah guesthouse nyaman di daerah Sidakarya (Sanur) bernama Sugiras Living. Bersyukur dalam waktu kurang dari seminggu itu kami sudah mendapatkan rumah kontrakan yang cocok di daerah Sanur untuk 2 tahun ke depan.Rewind Sanur BeachNamun karena mereka butuh waktu untuk beres-beres, kami baru bisa masuk rumah tersebut di tanggal 28 November sehingga kami harus pindah dulu ke Green Studio Apartemen selama 10 hari. Cuma butuh waktu 16 hari sejak kami ‘homeless’ di Bandung hingga ‘punya rumah’ di Bali. Lumayan kilat juga kan prosesnya? 😉

Desember

Setelah pindahan, tentunya 1-2 minggu pertama dihabiskan dengan beres-beres unpacking dan settling down di rumah baru. Untungnya sangat mudah beradaptasi di tempat baru baik dari segi rumah, lokasi hingga lifestyle. Kalo ngikutin IGS @pergidulu banyak yang komen, koq kerjaannya cuma lari sama makan mulu? Haha…sebenernya sejujurnya kegiatan kami sehari-hari memang sangat simple, kami berusaha exercise untuk mengimbangi kesukaan kami makan enak.Rewind Makan Enak Di SanurJadi dengan tinggal di Sanur yang tinggal ngesot 7 menit dari rumah naik motor ke pantai sudah cukup memenuhi kebutuhan exercise kami yaitu dengan lari pagi di pinggir pantai Sanur. Selain itu Adam juga proyek baru dengan membuat channel YouTube khusus untuk info tentang Sanur yang bernama Sanur Diaries. Boleh donk di-subscribe karena walaupun isinya pakai Bahasa Inggris tapi kontennya sangat informatif terutama buat yang mau ngubek-ngubek sekitar Sanur.

Jadi kesimpulannya sebagai penutup tahun 2023 adalah: we’re enjoying our new life in Bali. Semoga awet betahnya dan bukan cuma honeymoon phase aja ya. Tenang, walaupun kami pindah ke Bali tapi kami masih tetap ada rencana trip yang seru di tahun 2024, baik untuk kami berdua ataupun bawa grup. Selain #CaminoDulu kloter 4 yang bakal jalan di bulan Maret 2024, rencananya kami juga bakal bawa grup kecil untuk menikmati Festival Day of The Dead (Dia de los muertos) di Meksiko di bulan Oktober-November 2024.  Nantikan keseruannya ya!

Sampai ketemu di PergiDulu: Rewind 2024!

Btw, jangan lewatkan postingan penting yang sudah published di tahun 2023 ini:

Leave a Reply